BERPIKIR KRITIS DALAM SETIAP PROSES
KEPERAWATAN
A. Berpikir
Kritis dalam Tahap Pengkajian
Berpikir kritis pada
tahap npengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang
dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respon klien
terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah
keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua
kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan
klien. Berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan
data dan validasi.
B. Berpikir
Kritis dalam Tahap Perencanaan
Berpikir kritis dalam
perencanaan berarti mengungkapkan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan.
Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki
untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya
ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responnya
terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan
perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuan.
C. Berpikir
Kritis dalam Tahap Implementasi
Berpikir kristis dala
tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus,
yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.
D. Berpikir
Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam
tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan
apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respon klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja
sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan model konsep total recall.
Tabel.
Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan
TAHAP
|
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
|
PERTANYAAN UNTUK MENGECEK PIKIRAN KITA
|
Pengkajian
|
-
Membuat obsevasi yang terpercaya.
-
Membedakan data yang relevan dengan tidak relevan
dengan tidak relevan, serta penting dan tidak penting.
-
Validasi data, organisasi data, kategori data
berdasarkan kerangka, menganalisis asumsi.
|
-
Asumsi apa yang kita buat pada klien ?
-
Apakah data sudah benar dan akurat ?
-
Apakah sumber kami tercapai ?
-
Apakah data penting dan akurat ?
-
Apakah saya cukup hati-hati mendengarkan pandangan
klien dan keluarganya ?
-
Apakah semua data telah terkumpul dan adakah data
lain yang diperlukan ?
|
Perencanaan
|
-
Merumuskan perencanaan yang valid
-
Transfer pengetahuan ke situasi nyata.
-
Menegakkan kriteria evaluasi.
-
Menegakkan hipotesis.
-
Membuat hubungan interdisiplin.
-
Memprioritaskan masalah klien.
-
Kolaborasi dengan disiplin lain.
|
-
Apakah butuh bantuan dalam tindakan dan cukup
mampukah saya ?
-
Apakah saya selalu ingat prioritas tindakan yang
penting bagi klien ?
-
Apakah masalah penting yang harus dipecahkan labih
dulu ?
-
Adakah rencana klien yang disetujui klien yang
harus dilakukan ?
-
Mengapa saya mengharapkan intervensi menjadi
efektif dan apa pengetahuan yang mendasarinya ?
|
Implementasi
|
-
Menerapkan pengetahuan ke bentuk tindakan
perawatan.
-
Menggunakan intervensi untuk menguji hipotesis.
|
-
Apakah kondisi klien membaik sejak dilakukan
tindakan?
-
Apakah cukup Nampak ada perkembangan ?
-
Apakah klien cukup merespon tindakan ?
-
Apakah aman untuk tindakan yang dilakukan ?
|
Evaluasi
|
-
Memutuskan apakah hipotesisnya benar.
-
Membuat criteria berdasarkan evaluasi.
|
-
Bagaimana respon klien setelah intervensi ?
-
Apakah data releven dengan pencapaian tujuan ?
-
Apakah klien merasakan tujuan tercapai ?
-
Apakah klien cukup responsif untuk menjawab ?
-
Benarkah masalah terpecahkan ?
-
Apakah yang kita labih efektif ?
-
Apakah klien masih butuh perawatan yang sama ?
|
Referensi
Deswani, 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis.
Jakarta: Salemba Medika
0 comments:
Post a Comment