Apa HIV itu?
HIV
berarti Human Immunodeficiency Virus. HIV hanya menular antar manusia. Ada
virus yang serupa yang menyerang hewan, tetapi virus ini tidak dapat menular
pada manusia, dan HIV tidak dapat menular hewan. HIV menyerang sistem kekebalan
tubuh, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
Karena
pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda
infeksi, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya
telah terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala
yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai infeksi
HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV.
Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.
Sekilas mengenai sistem kekebalan tubuh
Sistem
kekebalan tubuh kita bertugas untuk melindungi kita dari penyakit apa pun yang
setiap hari menyerang kita dari luar. Salah satu unsur yang penting dalam
sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4, salah satu jenis sel darah putih. Namun
sel CD4 dibunuh oleh HIV saat menggandakan diri dalam darah. Semakin lama kita
terinfeksi HIV, semakin banyak sel CD4 dibunuh, sehingga jumlah sel tersebut
menjadi semakin rendah. Dengan semakin sedikit sel CD4, kemampuan sistem
kekebalan untuk melindungi kita dari infeksi juga semakin rendah.
Oleh
karena itu, kesehatan sistem kekebalan tubuh dapat dinilai dengan mengukur
jumlah sel CD4. Pada orang yang tidak terinfeksi HIV, jumlah sel CD4 berkisar
antara 500 dan 1.500. Setelah kita terinfeksi HIV, jumlah ini mulai menurun.
Apa AIDS itu?
AIDS
berarti Acquired Immune Deficiency Syndrome. Mendapatkan
infeksi HIV menyebabkan sistem kekebalan menjadi semakin lemah. Keadaan ini
akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yang
kemungkinan tidak mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Penyakit tersebut disebut sebagai infeksi
oportunistik. Infeksi oportunistik termasuk jamur pada mulut, jenis
kanker yang jarang, dan penyakit tertentu pada mata, kulit dan sistem saraf.
Apa perbedaan antara HIV dan AIDS?
Seorang
yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau
gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah
‘HIV-positif’ atau mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’
Apabila
gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau
‘penyakit HIV lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan
mengembangkan infeksi oportunistik. ‘AIDS’ merupakan definisi yang diberikan
kepada orang terinfeksi HIV yang masuk pada stadium infeksi berat.
AIDS
didefinisi sebagai:
- jumlah sel CD4 di bawah 200; dan/atau
- terjadinya satu atau lebih infeksi oportunistik tertentu
Istilah
AIDS terutama dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat, sebagai patokan
untuk laporan kasus. Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau
status kekebalan, kita dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini
tidak diubah walau kita menjadi sehat kembali. Oleh karena itu, istilah AIDS
tidak penting buat kita sebagai individu.
Orang
terinfeksi HIV (atau disebut Odha) yang mempunyai semakin banyak informasi,
dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya akan lebih
berhasil menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ART) yang sekarang
semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain
dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV.
Apa stadium infeksi itu?
WHO,
organisasi kesehatan sedunia, membentuk sistem untuk menggolongkan tahap
penyakit HIV berdasarkan tanda dan gejala dalam empat stadium:
- Stadium 1: tanpa gejala
- Stadium 2: penyakit ringan
- Stadium 3: penyakit lanjutan
- Stadium 4: penyakit berat
Apa terapi antiretroviral itu?
Dulu
AIDS dan penyakit HIV dikenal sebagai penyakit yang mematikan dan yang tidak
ada obatnya. Sekarang zaman sudah berubah! Walaupun infeksi HIV masih belum
dapat disembuhkan, ada obat yang dapat menekan penggandaan virus itu dalam
darah kita sehingga jumlah virus menjadi sangat rendah. Obat tersebut dikenal
sebagai antiretroviral (ARV), dan umumnya kita harus memakai tiga macam obat
bersamaan, yang disebut sebagai terapi
antiretroviral (ART).
ART
yang tersedia saat ini di Indonesia umumnya harus dipakai dua kali sehari
dengan kepatuhan tinggi. Karena HIV tetap ada di tubuh
kita, dan tanpa obat akan mulai menggandakan diri lagi, ART harus dipakai untuk
seumur hidup. Namun ada harapan dalam beberapa tahun, kita hanya harus memakai
obat sekali sehari, dan kemudian (mungkin 15 tahun lagi?) akan berbentuk satu
suntikan sebulan sekali.
Walaupun
kita memakai ART, dan walaupun jumlah virus dalam darah kita menjadi sangat
rendah (di bawah tingkat yang dapat diukur), kita masih dapat menularkan HIV
kita pada orang lain melalui perilaku berisiko.
Dari mana asalnya HIV?
Tidak
ada seorang pun yang tahu asal HIV, cara kerja yang sesungguhnya atau bagaimana HIV
dapat diberantas dari tubuh seseorang. Di setiap negara, waktu laporan infeksi
HIV pertama muncul, orang menyalahkan kelompok yang sudah terpinggirkan (dan
oleh karena itu pada umumnya lebih mudah diserang infeksi HIV, karena
kemiskinan dan tidak terjangkau oleh layanan dan informasi). Biasanya yang
disalahkan adalah orang ‘dari luar’ atau yang penampilannya atau perilakunya
‘berbeda’. Semua itu membawa masalah saling menyalahkan dan prasangka. Artinya
juga bahwa banyak orang menganggap bahwa hanya orang dalam kelompok ini
berisiko tertular HIV dan bahwa ‘itu tidak mungkin terjadi pada saya.’
Ketidakpastian mengenai asal usulnya HIV dan siapa yang terpengaruh oleh HIV
juga membuat orang bahkan siap menyangkal bahwa HIV sebetulnya ada di
antaranya.
Apa tes HIV itu?
Tes
HIV menemukan antibodi terhadap HIV dalam darah. Antibodi itu dibuat
oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi oleh virus
tersebut. Apabila tidak ada antibodi, seseorang disebut sebagai antibodi
negatif (seronegatif atau HIV-negatif). Hasil tes dapat negatif (atau disebut
‘non-reaktif’) apabila seseorang baru saja terinfeksi, karena setelah
terinfeksi pembentukan antibodi makan waktu sampai tiga bulan. Masa antara
infeksi dan terbentuknya cukup banyak antibodi untuk menunjukkan hasil tes
positif disebut ‘masa jendela’.
Bila
hasil tes HIV adalah negatif, tetapi yang bersangkutan sudah berperilaku
berisiko terinfeksi HIV dalam tiga bulan sebelum dites, dia mungkin masih dalam
masa jendela, dan hasil tes mungkin tidak benar. Oleh karena itu, dalam keadaan
ini, orang tersebut harus dites ulang, paling cepat tiga bulan setelah
peristiwa berisiko terakhir.
Kalau
kita berminat untuk melakukan tes HIV, kita harus diberikan penyuluhan
(konseling) sebelum dan setelah tes HIV. Tes HIV tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan berdasarkan informasi lengkap (informed consent) dari yang
bersangkutan.
Bagaimana HIV menular?
HIV
terdapat di darah seseorang yang terinfeksi (termasuk darah haid), air susu
ibu, air mani dan cairan vagina.
- Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah, air mani atau cairan vagina orang yang terinfeksi langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput lendir (mukosa) yang berada di vagina, penis, dubur atau mulut.
- HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV; saat ini darah donor seharusnya diskrining oleh Palang Merah Indonesia (PMI), sehingga risiko terinfeksi HIV melalui transfusi darah seharusnya rendah, walau tidak nol.
- HIV dapat menular melalui alat suntik (misalnya yang dipakai secara pergantian oleh pengguna narkoba suntikan), melalui alat tindakan medis, atau oleh jarum tindik yang dipakai untuk tato, bila alat ini mengandung darah dari orang yang terinfeksi HIV.
- HIV dapat menular pada bayi saat kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Bila tidak ada intervensi, kurang lebih sepertiga bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu dengan HIV akan tertular.
HIV
agak sulit menular, dan tidak menular setiap kali terjadi peristiwa berisiko
yang melibatkan orang terinfeksi HIV. Misalnya, walau sangat berbeda-beda,
rata-rata hanya akan terjadi satu penularan HIV dari laki-laki yang terinfeksi
pada perempuan yang tidak terinfeksi dalam 500 kali berhubungan seks vagina.
Namun penularan satu kali itu dapat terjadi pada kali pertama.
Risiko
penularan HIV dari seks melalui dubur adalah lebih tinggi, dan
penularan melalui penggunaan jarum suntik bergantian lebih tinggi lagi. Risiko
penularan dari seks oral lebih rendah, tetapi tetap ada.
Bagaimana HIV tidak dapat ditularkan?
HIV
hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa
jam saja di luar tubuh.
- HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat.
- HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh orang terinfeksi HIV; saling penggunaan perabot makan atau minum; atau penggunaan toilet atau air mandi bergantian.
- Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan diikuti seperti membuang jarum suntik secara aman dan menutupi luka.
- HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain. Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk, bukan darahnya.
Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko tinggi?
Yang
dimaksud adalah melakukan sesuatu yang membawa risiko tinggi terkena infeksi
pada dirinya atau orang lain. Kita biasanya tidak tahu siapa terinfeksi HIV dan
siapa yang tidak, jadi kegiatan berikut termasuk berisiko tinggi:
- berhubungan seks dengan memasuki vagina, dubur atau mulut tanpa memakai kondom. Laki-laki dengan HIV dapat menulari baik pasangan laki-laki maupun perempuan saat berhubungan seks melalui dubur tanpa perlindungan
- memakai jarum suntik dan semprit (insul), atau alat tindakan medis yang tidak steril, yang mungkin tercemar oleh darah orang lain, baik pada dirinya maupun orang lain
- menerima transfusi darah yang terinfeksi
Apa artinya seks yang lebih aman?
Seks
yang lebih aman adalah setiap hubungan seks yang tidak berkaitan dengan air
mani, cairan vagina dan darah yang masuk tubuh orang lain atau menyentuh kulit
terluka, misalnya:
- kegiatan seks tanpa penetrasi – dengan merangsang alat kelamin kita atau pasangan kita (onani), seks paha, memijat atau mencium
- memakai kondom dengan pelicin berbahan dasar air (misalnya KY Jelly atau Pelicin Sutra, dari awal sampai akhir waktu berhubungan seks melalui vagina atau dubur
- risiko seks oral (kontak mulut dengan alat kelamin laki-laki atau perempuan) lebih rendah dibandingkan hubungan seks dengan penetrasi vagina atau dubur tanpa kondom
- tidak berhubungan seks (menahan nafsu) adalah aman
Apa artinya pengurangan dampak buruk narkoba?
Pengurangan
dampak buruk narkoba (harm reduction) adalah tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi risiko terjadinya penularan melalui penggunaan narkoba. Dasar
pemikirannya adalah:
- Sebaiknya kita tidak memakai narkoba sama sekali. Namun bila penggunaan narkoba tidak dapat dihindari:
- Sebaiknya kita tidak memakai narkoba dengan cara suntik (termasuk memanfaatkan program terapi rumatan metadon/PTRM). Namun bila penggunaan dengan menyuntik tidak dapat dihindari:
- Sebaiknya kita selalu memakai jarum suntik yang baru setiap kali kita menyuntik. Namun bila tidak tersedia jarum suntik baru:
- Sebaiknya kita tidak memakai jarum suntik bergantian – hanya kita sendiri yang memakai jarum milik sendiri. Namun bila harus memakai jarum suntik bergantian:
- Membersihkan jarum dan semprit dengan pemutih sebelum dipakai oleh orang lain.
Apa yang dimaksud dengan ‘HIV Stop di Sini’?
Kebanyakan
orang yang terinfeksi HIV sangat tidak ingin orang lain juga mengalami nasib
yang sama. Oleh karena itu, apabila kita terinfeksi HIV, adalah sangat penting
kita mempraktekkan seks yang lebih aman, serta tindakan pengurangan dampak
buruk narkoba, yang secara keseluruhan disebut sebagai ‘HIV
Stop di Sini’, agar:
- mencegah penularan HIV ke orang yang HIV-negatif atau yang tidak tahu status HIV-nya
- menjauhkan diri dari infeksi menular seksual (IMS) lain, seperti kencing nanah (gonore) atau sifilis, atau infeksi lain yang menular melalui darah
- mencegah penularan HIV ulang (reinfection), yaitu ditulari jenis atau subtipe HIV yang lain atau dengan HIV yang sudah resistan (kebal) terhadap obat
Sumber: spiritia.or.id
0 comments:
Post a Comment