BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit polio lebih perlu ditakuti dibanding campak
(measles), TBC, batuk rejan, bahkan difteria sekalipun. Mengapa? Karena polio
tergolong penyakit berat, yang berpotensi menyisakan kecacatan fisik seumur
hidup. Namun penyakit polio sudah tidak menakutkan lagi, karena pada tanggal 27
Maret 2014, Indonesia termasuk salah satu dari 11 negara di kawasan Asia
Tenggara yang menerima sertifikat bebas polio.
Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut
dengan Poliomyelitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio.
Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus.
Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun
bisa bertahan hidup selam bertahun – tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio
ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini bisa menyerang semua orang
tanpa mengenal usia, namun 50% kasus diantaranya terjadi pada anak berusia
antara 3 – 5 tahun.
Namun penyakit polio sudah tidak menakutkan lagi, karena
Pada tanggal 27 Maret 2014 yang lalu,Indonesia menerima sertifikat bebas polio
pada tanggal di Conference Hall World Health Organization, Kantor Wilayah Asia
Tenggara di New Delhi, India. Sertifikat ini diterima oleh Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga
Aditama, bersamaan dengan 10 negara lainnya yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea
Selatan, India, Maladewa, Nepal, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste.
Dengan dinyatakannya Asia Tenggara bebas polio, maka kini 80 persen penduduk
dunia tinggal di kawasan bebas dari polio.
Untuk mendapatkan sertifikasi kawasan bebas dari polio,
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adalah pemantauan yang ketat, tidak
ditemukannya kasus baru polio yang disebabkan oleh virus polio liar asli dari
negara tersebut selama tiga tahun berturut-turut, surveilans yang baik dengan
konfirmasi virus polio di laboratorium yang memenuhi persyaratan global.
Indonesia juga akan terus meningkatkan cakupan imunisasi polio termasuk proses
perubahan vaksin kearah B-OPV dan IPV serta terus menjamin terlaksananya surveilans
AFP diseluruh Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah dinyatakan bebas cacar
pada tahun 1974 (kasus terakhir 1972) dan dunia dinyatakan bebas cacar pada
1980. (RDJ)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 11 negara Asia telah
bebas dari polio. Seperti diketahui, virus polio kurang dari tiga dasawarsa
lampau telah menewaskan atau melumpuhkan lebih dari 350.000 anak per tahun di
seluruh dunia. Kesebelas negara itu terletak di wilayah kerja WHO bagian Asia
Selatan dan Timur: Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Korea Selatan,
Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste. Total jumlah
penduduk di negara-negara ini sekitar 1,8 miliar. Dari enam kawasan kerja WHO,
Asia Selatan dan Timur adalah wilayah keempat yang ditetapkan bebas polio sejak
resolusi Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia (World Health Assembly) pada 1988.
Pertemuan itu mencanangkan pemberantasan polio dengan tuntas pada 2018. Menurut
aturan WHO, untuk mendapat ketetapan bebas polio, suatu kawasan diharuskan
bebas laporan persebaran virus dalam tiga tahun. Tiga kawasan bebas polio
lainnya adalah Amerika, Eropa, dan Pasifik Barat yang mencakup sejumlah
negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, dan
Singapura.
Terdapat laporan 406 kasus polio secara global pada 2013.
Kesemuanya terjadi di Afrika dan Mediterania, dua kawasan kerja WHO yang masih
memiliki laporan persebaran virus. Polio adalah penyakit sangat menular dan
sulit disembuhkan. Virus rata-rata menyerang anak balita melalui mulut dan
berkembang biak di saluran pencernaan. Satu dari 200 kasus berakhir dengan
kelumpuhan. Sekitar 10% dari jumlah tersebut meninggal saat virus melumpuhkan
otot di sistem pernafasan.India dulu dianggap negara yang akan sulit membasmi
polio. Namun, negara itu tak pernah lagi mencatat kasus polio sejak Januari
2011, sehingga memungkinkannya mendapatkan sertifikasi lengkap tahun ini.
Negara lain seperti Sri Lanka, Maladewa, dan Bhutan telah bebas polio selama
lebih dari 15 tahun.
Vaksinasi massal yang dilakukan dengan dukungan pemerintah
bersifat vital dalam membasmi virus, ujar WHO. Dalam rentang 1995-2012,
negara-negara Asia Selatan-Timur telah melancarkan 189 kampanye imunisasi
dengan 13 miliar dosis vaksin oral.Meski demikian, Global Polio Eradication
Initiative (GPEI) mewanti-wanti bahwa polio dapat kembali mengancam. GPEI
merupakan kemitraan negara-swasta yang dicetuskan WHO pada 1988 dengan target
membasmi polio pada 2018. Menurut pernyataan mereka, polio dapat muncul kembali
jika virus itu belum dapat dimusnahkan dari negara-negara berikut, yang memang
belum pernah benar-benar memberantas polio: Afghanistan, Pakistan, Nigeria.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
itu polio ?
2.
Apa
penyebab polio ?
3.
Bagaimana
tanda dan gejala polio ?
4.
Bagaimana
cara pemberian imunisasi polio ?
5.
Bagaimana
cara pencegahan polio ?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa
mampu memahami tentang polio.
2.
Mahasiswa
mengetahui penyeban polio.
3.
Mahasiswa
mengetahui tanda dan gejala polio.
4.
Mahasiswa
mengetahui cara pemberian imunisasi polio.
5.
Mahasiswa
mengetahui cara pencegahan polio.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Polio
Polio atau
poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang
sistem saraf.Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan
kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian. Polio
adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa
penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan kelemahan otot kadang kelumpuhan
(QQ_Scarlet. 2008).
Polio atau
Poliomielitis merupakan infeksi dari penyebaran virus polio yang dinamakan
poliovirus (PV), dimana menyerang dan merusak sistem saraf dimana dapat
menimbulkan kelumpuhan pada organ tubuh yang pada umumya menyerang organ tubuh
kaki. Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari
genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran
orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan
infeksi.
Polio (Poliomielitis)
adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, biasanya menyerang tubuh bagian
kaki namun tidak menutup kemungkinan dapat menyerang seluruh tubuh (termasuk
otot dan saraf) yang bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen,
kelumpuhan bahkan kematian. Menurut catatan sejarah penyakit ini telah ada
sejak jaman Ramses V (sekitar tahun 1500 SM) hal ini terbukti dari ditemukannya
lukisan seorang penasihat dari Raja Ramses V yang sedang berjalan menggunakan
tongkat dengan bentuk fisik kaki yang tidak seimbang antara kaki kiri dan
kanannya. Dalam lukisan itu pun terlihat raja Ramses yang sedang dalam keadaan
sakit cacar. Bahkan seorang kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih
kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus
polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan
permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak
dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama
dasawarsa seusaiPerang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua
orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima
tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah,
gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
Polio
berasal dari virus yang bernama polio virus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut,
mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke
sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan. Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui
mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda
dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat
terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh
persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Penyebab
penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain 1 (brunhilde) strain 2
(lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1 adalah yang paling paralitogenik atau
yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah.
Strain ini sering ditemukan di Sukabumi. Sedangkan Strain 2 adalah yang paling
jinak.
B.
Jenis-Jenis Polio
Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio
non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe
polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya tergolong ringan. Berikut
ini adalah gejala polio non-paralisis yang umumnya berlangsung antara satu
hingga sepuluh hari.
a) Muntah
b) Lemah otot
c) Demam
d) Meningitis
e) Merasa letih
f) Sakit tenggorokan
g) Sakit kepala
h) Kaki, tangan, leher, dan punggung
terasa kaku dan sakit.
2. Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio
yang paling parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi
berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit, seperti batang otak, saraf tulang
belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering
kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit kepala dan demam. Namun
biasanya dalam jangka waktu sepekan, gejala polio paralisis akan muncul, di
antaranya sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai
atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis
bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat atau bahkan dalam hitungan jam
saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan hanya terjadi pada salah
satu sisi tubuh. Saluran pernapasan mungkin bisa terhambat atau tidak
berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa
orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun sebelumnya pernah menderita penyakit
polio. Gejala yang sering terjadi di antaranya:
a) Sulit bernapas atau menelan.
b) Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
c) Persendian atau otot makin lemah dan
terasa sakit.
d) Depresi atau mudah berubah suasana
hati.
e) Gangguan tidur dengan kesulitan
bernapas.
f) Mudah lelah.
g) Massa otot tubuh menurun.
C.
gejala
klinik
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas.
sebagian besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection,
sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan
sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. bagi penderita dengan tanda klinik
paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan
kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan
kematian. masa inkubasi biasanya 3-35 hari. penderita sebelum ditemukannya
vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. setelah adanya perbaikan sanitasi
serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas
5 tahun.
Stadium akut --sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai
dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai
sakit kepala dan muntah. kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit.
kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis
(tulang belakang) oleh invasi virus. kelumpuhan tersebut bersifat asimetris
sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap
atau bahkan menjadi lebih berat. sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai
(78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. kelumpuhan itu berjalan bertahap
dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai
dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau
tinggi. kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. kelumpuhan
anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai
dengan pulihnya kekuatan otot lemah. sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam
waktu 6-9 bulan setelah fase akut. kemudian setelah usia dua tahun,
diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. stadium kronik atau
dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot
yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.
D. Penyebab
1.
Kondisi
yang Bisa Menyebabkan Polio
Penyakit polio disebabkan oleh virus
yang umumnya masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan
tinja dan virus polio. Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti
manusia. Dalam tubuh manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus.
Selain melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan
yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
Imunisasi atau pemberian vaksin
polio dapat meminimalisasi terjangkit virus polio. Anak-anak, wanita hamil dan
orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, sangat rentan terkena virus polio
jika di daerah mereka tidak terdapat program imunisasi atau tidak memiliki
sistem sanitasi yang bersih dan baik. Orang-orang yang belum divaksinasi akan
memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika melakukan atau
mengalami hal-hal seperti berikut ini.
a)
Tinggal
serumah dengan penderita polio.
b)
Sistem
kekebalan tubuh yang menurun.
c)
Bepergian
ke daerah di mana polio masih kerap terjadi.
d)
Telah
melakukan operasi pengangkatan amandel
E.
Mekanisme
Penyebaran
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan
tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. penularan terutama terjadi langsung
dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak
jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). fekal-oral berarti minuman atau
makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke
mulut manusia sehat lainnya. sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari
air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. virus polio
sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan
larutan chlor. suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku
dapat bertahan bertahun-tahun.
ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.
ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.
F.
Langkah
Mendiagnosis dan Melakukan Perawatan Polio
Diagnosis awal polio dapat dilakukan dengan menanyakan
gejala yang dialami pasien, apakah telah diberikan vaksin polio sebelumnya atau
melakukan kontak dengan penderita polio, dan melalui pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan sampel cairan serebrospinal, tinja, atau lendir akan dilakukan
untuk memastikan hasil diagnosis.
Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika
virus polio sudah menjangkiti seseorang. Namun ada beberapa hal yang bisa
dilakukan sebagai perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat penderita
merasa lebih nyaman, seperti terapi fisik untuk mencegah hilangnya fungsi otot,
obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang cukup, dan alat
bantu pernapasan jika diperlukan.
Disabilitas, kelainan bentuk kaki dan pinggul, serta kelumpuhan sementara atau permanen dapat terjadi akibat polio paralisis. Operasi dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasi kelainan bentuk pada persendian.
Disabilitas, kelainan bentuk kaki dan pinggul, serta kelumpuhan sementara atau permanen dapat terjadi akibat polio paralisis. Operasi dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasi kelainan bentuk pada persendian.
G.
Pencegahan
Vaksinasi tentu akan memberikan 90% perlindungan seumur
hidup dan 10% adalah bagaimana perilaku pola hidup anda. Vaksin polio merupakan
bagian dari imunisasi rutin yang wajib dilakukan pada masa kanak-kanak.Dewasa
yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan
ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi
terlebih dahulu.
Vaksin
Poliomyelitis oral adalah salah satu jenis vaksin yang diproduksi PT.Bio Farma
untuk pencegahan penyakit polio.Tahukah kamu,penyakit polio ini sudah ada sejak
zaman dahulu,namun pada saat itu disebut dengan penyakit kelumpuhan pada
anak,kelemahan dari anggota tubuh dll. Lalu tahukah kamu apa itu virus polio?
Penyakit polio
adalah infeksi virus yang menular dan dapat berakibat fatal.Mengapa demikan?Hal
ini dikarenakan virus ini mempengaruhi saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan
dan gejala komplikasi lainnya.
Penyebaran virus
ini dapat melalui percikan ludah penderita saat batuk atau bersin,kontak
langsung dengan tinja atau barang-barang lainnya yang terinfeksi virus ini
melalui mulut dan hidung.Virus ini menyebar melalui saluran pencernaan,lalu
menyebar melalui pembuluh getah bening.
Gejala dari
penyakit ini adalah infeksi subklinis,tandanya adalah gejala berlangsung kurang
dari 72 jam dengan ciri-ciri demam,tidak enak badan,sakit tenggorokan dan
muntah.Gejala selanjutnya adalah infeksi non paralitik,gejalanya hamper sama
namun bedanya adanya rasa sakit kepala,diare,kaku,dan merasa lelah serta nyeri
pada otot dan sendi.Gejala selanjutnya adalah infeksi paralik,pada gejala ini
demam muncul lebih lama yaitu 5-7 hari sebelum mengalami sakit kepala dan
gejala lainnyaSelain itu jika penyakit sudah semakin parah maka akan dirasakan
sakit diseluruh tubuh sehingga di sentuh biasa saja akan sakit.
Oleh karena
penyakit ini berbahaya,maka sebaiknya kita melakukan imunisasi vaksin polio
agar dapat terhindar dari penyakit ini dan juga kita jangan bepergian ke tempat
yang kasus penyakit polionya tinggi.Jadi tunggu apa lagi mari lakukan imunisasi
vaksin polio.
1.
Imunisasi Polio
Sesuai
dengan namanya, imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio. Imunisasi
polio diberikan dengan cara suntikan (Inactived Poliomyelitis Vaccien/IPV) atau
melalui mulut (Oral Poliomyelitis Vaccien/OPV).
Khusus
untuk di Indonesia, imunisasi polio hanya diberikan dengan cara oral. Imunisasi
polio diberikan 6 kali; pertama diberikan saat lahir, selanjutnya di usia 2, 4,
dan 6 bulan. Selepas usia bayi, diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
Biasanya diberikan berbarengan dengan imunisasi DPT.
Meskipun
jarang muncul efek samping, tetapi pada beberapa anak ada yang mengalami
Paralitik Poliomyelitis (Vaccine Associated Paralytic Poliomyelitis/VAPP) yaitu
lumpuh layuh akut yang terjadi pada 4 – 40 hari setelah diberikan vaksin OPV.
Saat ini telah tersedia vaksin polio inaktif (IPV), berupa suntikan mengandung
virus polio yang dimatikan, sehingga aman diberikan tanpa ada risiko lumpuh
layuh (VAPP). Bahkan, boleh diberikan pada anak dengan gangguan sistem
kekebalan tubuh (immunocompromize) sekalipun.
Imunisasi
polio OPV berupa virus hidup tidak boleh diberikan bila anak dalam keadaan
demam (38,5°C), ada penyakit akut, muntah, diare, sedang menerima pengobatan
kortikosteroid, pengobatan radiasi umum, penyakit kanker/keganasan, penderita
HIV/AIDS. Intinya, imunisasi polio aman diberikan, belum ada dalam literatur
anak yang meninggal karena imunisasi polio.
Polio
dapat dicegah dengan vaksinasi yang bisa memberikan kekebalan terhadap penyakit
polio seumur hidup, terutama pada anak-anak. Anak-anak harus diberikan empat
dosis vaksin polio tidak aktif, yaitu pada saat mereka berusia 2 bulan, 4
bulan, 6 bulan, dan antara 1.5-2 tahun.
Vaksin
polio dengan virus tidak aktif memiliki kemungkinan mendekati 100 persen untuk
secara efektif mencegah polio setelah tiga kali penyuntikan, dan aman bagi
orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Efek samping yang umumnya terjadi
setelah pemberian suntikan adalah rasa sakit dan kemerahan pada titik
penyuntikan.
Orang
dewasa yang harus mendapatkan serangkaian vaksin polio adalah mereka yang belum
pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak jelas. Dosis vaksinasi polio
pada orang dewasa adalah dua dosis pertama dengan jarak waktu antara 1-2 bulan,
dan dosis ketiga antara 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua. Sebagian
orang yang diberikan vaksin polio bisa mengalami alergi. Jika setelah disuntik
mengalami alergi, segera temui dokter.
Reaksi
alergi yang mungkin terjadi dan biasanya muncul setelah beberapa menit hingga
beberapa jam adalah pusing, lemas, tenggorokan bengkak, sulit bernapas, pucat,
serak, biduran, dan jantung berdetak kencang.
Tabel penyimpanan Vaksin Polio
Jadwal pemberian
imunisasi dasar
|
Umur
|
Jenis
|
|
0 bulan
|
Hepatitis B0
|
|
1 bulan
|
BCG, Polio 1
|
|
2 bulan
|
DPT-HB-Hib 1,
Polio 2
|
|
3 bulan
|
DPT-HB-Hib 2,
Polio 3
|
|
4 bulan
|
DPT-HB-
|
Table Masa Pemakaian Vaksin
|
Sisa Jenis Vaksin
|
Masa Pemakaian
|
Keterangan
|
|
POLIO
|
2 Minggu
|
Cantumkan
tanggal pertama kali vaksin digunakan
|
|
TT
|
4 Minggu
|
|
|
DT
|
4 Minggu
|
|
|
Td
|
4 Minggu
|
|
|
DPT-HB-Hib
|
4 Minggu
|
|
|
BCG
|
3 Jam
|
Cantumkan
waktu vaksin dilarutkan
|
|
Campak
|
6 Jam
|
Dosis, cara
pemberian dan tempat pemberian imunisasi
|
Jenis Vaksin
|
Dosis
|
Cara Pemberian
|
Tempat
|
|
Hepatitis B
|
0,5 ml
|
Intra Muskuler
|
Paha
|
|
BCG
|
0,05 ml
|
Intra Kutan
|
Lengan kanan
atas
|
|
Polio
|
2 tetes
|
Oral
|
Mulut
|
|
DPT-HB-Hib
|
0,5 ml
|
Intra Muskuler
|
Paha untuk
bayi
Lengan kanan
untuk batita
|
|
Campak
|
0,5 ml
|
Sub Kutan
|
Lengan kiri
atas
|
|
DT
|
0,5 ml
|
Intra Muskuler
|
Lengan kiri
atas
|
|
Td
|
0,5 ml
|
Intra Muskuler
|
Lengan kiri
atas
|
|
TT
|
0,5 ml
|
Intra Muskuler
|
Lengan kiri
atas
|
a)
Interval pemberian
Jarak minimal antar dua pemberian imunisasi yang sama adalah
4 (empat) minggu. Tidak ada batas maksimal antar dua pemberian imunisasi.
b)
Tindakan antiseptik
Setiap petugas yang akan melakukan pemberian imunisasi harus
mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu.
Untuk membersihkan tempat suntikan digunakan kapas kering
dengan melakukan sekali usapan pada tempat yang akan disuntik. Tidak dibenarkan
menggunakan alkohol untuk tindakan antiseptik.
c)
Kontra indikasi
Pada umumnya tidak terdapat kontra indikasi imunisasi untuk
individu sehat kecuali untuk kelompok risiko. Pada setiap sediaan vaksin selalu
terdapat petunjuk dari produsen yang mencantumkan indikasi kontra serta
perhatian khusus terhadap vaksin.
Table kontra
Indikasi
|
Vaksin Polio
|
|
|
Kontra
Indikasi
|
Bukan kontra
indikasi
|
|
-
Infeksi HIV atau kontak HIV serumah
-
Imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat,
imuno-defisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang)
-
Imunodefisiensi penghuni serumah
|
-
Menyusui
-
Sedang dalam terapi antibiotik
-
Diare ringan
|
|
Perhatian
khusus
|
|
|
Kehamilan
|
|
2.
10 Tips Terhindar dari Penyakit Polio
kasus
polio terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan 10 tips bagi para
wisatawan untuk memberikan perlindungan dari penyakit polio, yaitu :
a)
Lakukan
vaksinasi polio
b)
Konsultasikan
dengan dokter anda, apakah anda sudah diberi vaksin polio dan apakah anda
membutuhkan dosis tambahan sebelum melakukan perjalanan?
c)
Jika
Anda telah mendapatkan vaksinasi saat kecil atau pernah menderita polio
sebelumnya, Anda mungkin perlu suntikan tambahan untuk memastikan bahwa Anda
terlindungi.
d)
Jika
Anda bepergian dengan anak-anak, pastikan bahwa mereka juga telah mendapatkan
vaksinasi.
e)
Mengkonsumsi
makanan dan minuman yang aman. Makan makanan yang benar-benar matang dan
disajikan panas.
f)
Makan
dan minum produk susu yang telah dipasteurisasi.
g)
Makan
buah dan sayuran yang telah dicuci dengan air bersih serta dikupas sendiri.
h)
Hanya
minum air kemasan atau air matang atau minuman botolan yang disegel (seperti
minuman berkarbonasi atau minuman olahraga). Hindari air keran, air mancur, dan
es.
i)
Melakukan
praktek cuci tangan yang baik.
j)
Cuci
tangan sesering mungkin dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak
tersedia, Anda dapat menggunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol.
Cuci tangan terutama sebelum makan, minum, atau menyiapkan makanan dan setelah
menggunakan kamar mandi, mengganti popok, batuk atau bersin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan kelemahan
otot kadang kelumpuhan.
Imunisasi
Polio Sesuai
dengan namanya, imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio. Imunisasi
polio diberikan dengan cara suntikan (Inactived Poliomyelitis Vaccien/IPV) atau
melalui mulut (Oral Poliomyelitis Vaccien/OPV). Khusus untuk di Indonesia,
imunisasi polio hanya diberikan dengan cara oral. Imunisasi polio diberikan 6
kali; pertama diberikan saat lahir, selanjutnya di usia 2, 4, dan 6 bulan.
Daftar Pustaka
Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi, tersedia di Http//:Depkes.go.id





0 comments:
Post a Comment