Saturday, 31 October 2015

Makalah Polio



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Penyakit polio lebih perlu ditakuti dibanding campak (measles), TBC, batuk rejan, bahkan difteria sekalipun. Mengapa? Karena polio tergolong penyakit berat, yang berpotensi menyisakan kecacatan fisik seumur hidup. Namun penyakit polio sudah tidak menakutkan lagi, karena pada tanggal 27 Maret 2014, Indonesia termasuk salah satu dari 11 negara di kawasan Asia Tenggara yang menerima sertifikat bebas polio.
Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan Poliomyelitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun – tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini bisa menyerang semua orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasus diantaranya terjadi pada anak berusia antara 3 – 5 tahun.
Namun penyakit polio sudah tidak menakutkan lagi, karena Pada tanggal 27 Maret 2014 yang lalu,Indonesia menerima sertifikat bebas polio pada tanggal di Conference Hall World Health Organization, Kantor Wilayah Asia Tenggara di New Delhi, India. Sertifikat ini diterima oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, bersamaan dengan 10 negara lainnya yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Selatan, India, Maladewa, Nepal, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste. Dengan dinyatakannya Asia Tenggara bebas polio, maka kini 80 persen penduduk dunia tinggal di kawasan bebas dari polio.
Untuk mendapatkan sertifikasi kawasan bebas dari polio, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adalah pemantauan yang ketat, tidak ditemukannya kasus baru polio yang disebabkan oleh virus polio liar asli dari negara tersebut selama tiga tahun berturut-turut, surveilans yang baik dengan konfirmasi virus polio di laboratorium yang memenuhi persyaratan global. Indonesia juga akan terus meningkatkan cakupan imunisasi polio termasuk proses perubahan vaksin kearah B-OPV dan IPV serta terus menjamin terlaksananya surveilans AFP diseluruh Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah dinyatakan bebas cacar pada tahun 1974 (kasus terakhir 1972) dan dunia dinyatakan bebas cacar pada 1980. (RDJ)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 11 negara Asia telah bebas dari polio. Seperti diketahui, virus polio kurang dari tiga dasawarsa lampau telah menewaskan atau melumpuhkan lebih dari 350.000 anak per tahun di seluruh dunia. Kesebelas negara itu terletak di wilayah kerja WHO bagian Asia Selatan dan Timur: Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Korea Selatan, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste. Total jumlah penduduk di negara-negara ini sekitar 1,8 miliar. Dari enam kawasan kerja WHO, Asia Selatan dan Timur adalah wilayah keempat yang ditetapkan bebas polio sejak resolusi Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia (World Health Assembly) pada 1988. Pertemuan itu mencanangkan pemberantasan polio dengan tuntas pada 2018. Menurut aturan WHO, untuk mendapat ketetapan bebas polio, suatu kawasan diharuskan bebas laporan persebaran virus dalam tiga tahun. Tiga kawasan bebas polio lainnya adalah Amerika, Eropa, dan Pasifik Barat yang mencakup sejumlah negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, dan Singapura.
Terdapat laporan 406 kasus polio secara global pada 2013. Kesemuanya terjadi di Afrika dan Mediterania, dua kawasan kerja WHO yang masih memiliki laporan persebaran virus. Polio adalah penyakit sangat menular dan sulit disembuhkan. Virus rata-rata menyerang anak balita melalui mulut dan berkembang biak di saluran pencernaan. Satu dari 200 kasus berakhir dengan kelumpuhan. Sekitar 10% dari jumlah tersebut meninggal saat virus melumpuhkan otot di sistem pernafasan.India dulu dianggap negara yang akan sulit membasmi polio. Namun, negara itu tak pernah lagi mencatat kasus polio sejak Januari 2011, sehingga memungkinkannya mendapatkan sertifikasi lengkap tahun ini. Negara lain seperti Sri Lanka, Maladewa, dan Bhutan telah bebas polio selama lebih dari 15 tahun.
Vaksinasi massal yang dilakukan dengan dukungan pemerintah bersifat vital dalam membasmi virus, ujar WHO. Dalam rentang 1995-2012, negara-negara Asia Selatan-Timur telah melancarkan 189 kampanye imunisasi dengan 13 miliar dosis vaksin oral.Meski demikian, Global Polio Eradication Initiative (GPEI) mewanti-wanti bahwa polio dapat kembali mengancam. GPEI merupakan kemitraan negara-swasta yang dicetuskan WHO pada 1988 dengan target membasmi polio pada 2018. Menurut pernyataan mereka, polio dapat muncul kembali jika virus itu belum dapat dimusnahkan dari negara-negara berikut, yang memang belum pernah benar-benar memberantas polio: Afghanistan, Pakistan, Nigeria.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu polio ?
2.      Apa penyebab polio ?
3.      Bagaimana tanda dan gejala polio ?
4.      Bagaimana cara pemberian imunisasi polio ?
5.      Bagaimana cara pencegahan polio ?

C.    Tujuan
1.      Mahasiswa mampu memahami tentang polio.
2.      Mahasiswa mengetahui penyeban polio.
3.      Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala polio.
4.      Mahasiswa mengetahui cara pemberian imunisasi polio.
5.      Mahasiswa mengetahui cara pencegahan polio.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf.Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian. Polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan kelemahan otot kadang kelumpuhan (QQ_Scarlet. 2008).
Polio atau Poliomielitis merupakan infeksi dari penyebaran virus polio yang dinamakan poliovirus (PV), dimana menyerang dan merusak sistem saraf dimana dapat menimbulkan kelumpuhan pada organ tubuh yang pada umumya menyerang organ tubuh kaki. Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi.
Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, biasanya menyerang tubuh bagian kaki namun tidak menutup kemungkinan dapat menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) yang bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen, kelumpuhan bahkan kematian. Menurut catatan sejarah penyakit ini telah ada sejak jaman Ramses V (sekitar tahun 1500 SM) hal ini terbukti dari ditemukannya lukisan seorang penasihat dari Raja Ramses V yang sedang berjalan menggunakan tongkat dengan bentuk fisik kaki yang tidak seimbang antara kaki kiri dan kanannya. Dalam lukisan itu pun terlihat raja Ramses yang sedang dalam keadaan sakit cacar. Bahkan seorang kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusaiPerang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
Polio berasal dari virus yang bernama polio virus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi  feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Penyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain 1 (brunhilde) strain 2 (lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1 adalah yang paling paralitogenik atau yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Strain ini sering ditemukan di Sukabumi. Sedangkan Strain 2 adalah yang paling jinak.

B.     Jenis-Jenis Polio
Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.

1.      Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya tergolong ringan. Berikut ini adalah gejala polio non-paralisis yang umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.
a)      Muntah
b)      Lemah otot
c)      Demam
d)     Meningitis
e)      Merasa letih
f)       Sakit tenggorokan
g)      Sakit kepala
h)      Kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku dan sakit.

2.      Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit, seperti batang otak, saraf tulang belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit kepala dan demam. Namun biasanya dalam jangka waktu sepekan, gejala polio paralisis akan muncul, di antaranya sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat atau bahkan dalam hitungan jam saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan mungkin bisa terhambat atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun sebelumnya pernah menderita penyakit polio. Gejala yang sering terjadi di antaranya:
a)      Sulit bernapas atau menelan.
b)      Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
c)      Persendian atau otot makin lemah dan terasa sakit.
d)     Depresi atau mudah berubah suasana hati.
e)      Gangguan tidur dengan kesulitan bernapas.
f)       Mudah lelah.
g)      Massa otot tubuh menurun.

C.    gejala klinik
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. sebagian besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. bagi penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan kematian. masa inkubasi biasanya 3-35 hari. penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun.
Stadium akut --sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit. kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus. kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau tinggi. kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.

D.    Penyebab
1.      Kondisi yang Bisa Menyebabkan Polio
Penyakit polio disebabkan oleh virus yang umumnya masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja dan virus polio. Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti manusia. Dalam tubuh manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus. Selain melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
Imunisasi atau pemberian vaksin polio dapat meminimalisasi terjangkit virus polio. Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, sangat rentan terkena virus polio jika di daerah mereka tidak terdapat program imunisasi atau tidak memiliki sistem sanitasi yang bersih dan baik. Orang-orang yang belum divaksinasi akan memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika melakukan atau mengalami hal-hal seperti berikut ini.
a)      Tinggal serumah dengan penderita polio.
b)      Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
c)      Bepergian ke daerah di mana polio masih kerap terjadi.
d)     Telah melakukan operasi pengangkatan amandel

E.     Mekanisme Penyebaran
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun.
ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.

F.     Langkah Mendiagnosis dan Melakukan Perawatan Polio
Diagnosis awal polio dapat dilakukan dengan menanyakan gejala yang dialami pasien, apakah telah diberikan vaksin polio sebelumnya atau melakukan kontak dengan penderita polio, dan melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan sampel cairan serebrospinal, tinja, atau lendir akan dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis.
Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika virus polio sudah menjangkiti seseorang. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat penderita merasa lebih nyaman, seperti terapi fisik untuk mencegah hilangnya fungsi otot, obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang cukup, dan alat bantu pernapasan jika diperlukan.
Disabilitas, kelainan bentuk kaki dan pinggul, serta kelumpuhan sementara atau permanen dapat terjadi akibat polio paralisis. Operasi dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasi kelainan bentuk pada persendian.

G.    Pencegahan
Vaksinasi tentu akan memberikan 90% perlindungan seumur hidup dan 10% adalah bagaimana perilaku pola hidup anda. Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin yang wajib dilakukan pada masa kanak-kanak.Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu.
Vaksin Poliomyelitis oral adalah salah satu jenis vaksin yang diproduksi PT.Bio Farma untuk pencegahan penyakit polio.Tahukah kamu,penyakit polio ini sudah ada sejak zaman dahulu,namun pada saat itu disebut dengan penyakit kelumpuhan pada anak,kelemahan dari anggota tubuh dll. Lalu tahukah kamu apa itu virus polio?
Penyakit polio adalah infeksi virus yang menular dan dapat berakibat fatal.Mengapa demikan?Hal ini dikarenakan virus ini mempengaruhi saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan dan gejala komplikasi lainnya.
Penyebaran virus ini dapat melalui percikan ludah penderita saat batuk atau bersin,kontak langsung dengan tinja atau barang-barang lainnya yang terinfeksi virus ini melalui mulut dan hidung.Virus ini menyebar melalui saluran pencernaan,lalu menyebar melalui pembuluh getah bening.
Gejala dari penyakit ini adalah infeksi subklinis,tandanya adalah gejala berlangsung kurang dari 72 jam dengan ciri-ciri demam,tidak enak badan,sakit tenggorokan dan muntah.Gejala selanjutnya adalah infeksi non paralitik,gejalanya hamper sama namun bedanya adanya rasa sakit kepala,diare,kaku,dan merasa lelah serta nyeri pada otot dan sendi.Gejala selanjutnya adalah infeksi paralik,pada gejala ini demam muncul lebih lama yaitu 5-7 hari sebelum mengalami sakit kepala dan gejala lainnyaSelain itu jika penyakit sudah semakin parah maka akan dirasakan sakit diseluruh tubuh sehingga di sentuh biasa saja akan sakit.
Oleh karena penyakit ini berbahaya,maka sebaiknya kita melakukan imunisasi vaksin polio agar dapat terhindar dari penyakit ini dan juga kita jangan bepergian ke tempat yang kasus penyakit polionya tinggi.Jadi tunggu apa lagi mari lakukan imunisasi vaksin polio.

1.      Imunisasi Polio
Sesuai dengan namanya, imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio. Imunisasi polio diberikan dengan cara suntikan (Inactived Poliomyelitis Vaccien/IPV) atau melalui mulut (Oral Poliomyelitis Vaccien/OPV).
Khusus untuk di Indonesia, imunisasi polio hanya diberikan dengan cara oral. Imunisasi polio diberikan 6 kali; pertama diberikan saat lahir, selanjutnya di usia 2, 4, dan 6 bulan. Selepas usia bayi, diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Biasanya diberikan berbarengan dengan imunisasi DPT.
Meskipun jarang muncul efek samping, tetapi pada beberapa anak ada yang mengalami Paralitik Poliomyelitis (Vaccine Associated Paralytic Poliomyelitis/VAPP) yaitu lumpuh layuh akut yang terjadi pada 4 – 40 hari setelah diberikan vaksin OPV. Saat ini telah tersedia vaksin polio inaktif (IPV), berupa suntikan mengandung virus polio yang dimatikan, sehingga aman diberikan tanpa ada risiko lumpuh layuh (VAPP). Bahkan, boleh diberikan pada anak dengan gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromize) sekalipun.
Imunisasi polio OPV berupa virus hidup tidak boleh diberikan bila anak dalam keadaan demam (38,5°C), ada penyakit akut, muntah, diare, sedang menerima pengobatan kortikosteroid, pengobatan radiasi umum, penyakit kanker/keganasan, penderita HIV/AIDS. Intinya, imunisasi polio aman diberikan, belum ada dalam literatur anak yang meninggal karena imunisasi polio.
Polio dapat dicegah dengan vaksinasi yang bisa memberikan kekebalan terhadap penyakit polio seumur hidup, terutama pada anak-anak. Anak-anak harus diberikan empat dosis vaksin polio tidak aktif, yaitu pada saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara 1.5-2 tahun.
Vaksin polio dengan virus tidak aktif memiliki kemungkinan mendekati 100 persen untuk secara efektif mencegah polio setelah tiga kali penyuntikan, dan aman bagi orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Efek samping yang umumnya terjadi setelah pemberian suntikan adalah rasa sakit dan kemerahan pada titik penyuntikan.
Orang dewasa yang harus mendapatkan serangkaian vaksin polio adalah mereka yang belum pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak jelas. Dosis vaksinasi polio pada orang dewasa adalah dua dosis pertama dengan jarak waktu antara 1-2 bulan, dan dosis ketiga antara 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua. Sebagian orang yang diberikan vaksin polio bisa mengalami alergi. Jika setelah disuntik mengalami alergi, segera temui dokter.
Reaksi alergi yang mungkin terjadi dan biasanya muncul setelah beberapa menit hingga beberapa jam adalah pusing, lemas, tenggorokan bengkak, sulit bernapas, pucat, serak, biduran, dan jantung berdetak kencang.

Tabel penyimpanan Vaksin Polio

Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur
Jenis
0 bulan
Hepatitis B0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan
DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan
DPT-HB-
Table Masa Pemakaian Vaksin
Sisa Jenis Vaksin
Masa Pemakaian
Keterangan
POLIO
2 Minggu
Cantumkan tanggal pertama kali vaksin digunakan
TT
4 Minggu
DT
4 Minggu
Td
4 Minggu
DPT-HB-Hib
4 Minggu
BCG
3 Jam
Cantumkan waktu vaksin dilarutkan
Campak
6 Jam

Dosis, cara pemberian dan tempat pemberian imunisasi
Jenis Vaksin
Dosis
Cara Pemberian
Tempat
Hepatitis B
0,5 ml
Intra Muskuler
Paha
BCG
0,05 ml
Intra Kutan
Lengan kanan atas
Polio
2 tetes
Oral
Mulut
DPT-HB-Hib
0,5 ml
Intra Muskuler
Paha untuk bayi
Lengan kanan untuk batita
Campak
0,5 ml
Sub Kutan
Lengan kiri atas
DT
0,5 ml
Intra Muskuler
Lengan kiri atas
Td
0,5 ml
Intra Muskuler
Lengan kiri atas
TT
0,5 ml
Intra Muskuler
Lengan kiri atas

a)      Interval pemberian
Jarak minimal antar dua pemberian imunisasi yang sama adalah 4 (empat) minggu. Tidak ada batas maksimal antar dua pemberian imunisasi.
b)      Tindakan antiseptik
Setiap petugas yang akan melakukan pemberian imunisasi harus mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu.
Untuk membersihkan tempat suntikan digunakan kapas kering dengan melakukan sekali usapan pada tempat yang akan disuntik. Tidak dibenarkan menggunakan alkohol untuk tindakan antiseptik.
c)      Kontra indikasi
Pada umumnya tidak terdapat kontra indikasi imunisasi untuk individu sehat kecuali untuk kelompok risiko. Pada setiap sediaan vaksin selalu terdapat petunjuk dari produsen yang mencantumkan indikasi kontra serta perhatian khusus terhadap vaksin.

Table kontra Indikasi
Vaksin Polio
Kontra Indikasi
Bukan kontra indikasi

-      Infeksi HIV atau kontak HIV serumah
-      Imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat, imuno-defisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang)
-      Imunodefisiensi penghuni serumah


-      Menyusui
-      Sedang dalam terapi antibiotik
-      Diare ringan

Perhatian khusus
Kehamilan

2.      10 Tips Terhindar dari Penyakit Polio
kasus polio terjadi pada anak-anak di bawah usia  5 tahun,  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan 10 tips bagi para wisatawan untuk memberikan perlindungan dari penyakit polio, yaitu :
a)      Lakukan vaksinasi polio
b)      Konsultasikan dengan dokter anda, apakah anda sudah diberi vaksin polio dan apakah anda membutuhkan dosis tambahan sebelum melakukan perjalanan?
c)      Jika Anda telah mendapatkan vaksinasi saat kecil atau pernah menderita polio sebelumnya, Anda mungkin perlu suntikan tambahan untuk memastikan bahwa Anda terlindungi.
d)     Jika Anda bepergian dengan anak-anak, pastikan bahwa mereka juga telah mendapatkan vaksinasi.
e)      Mengkonsumsi makanan dan minuman yang aman. Makan makanan yang benar-benar matang dan disajikan panas.
f)       Makan dan minum produk susu yang telah dipasteurisasi.
g)      Makan buah dan sayuran yang telah dicuci dengan air bersih serta dikupas sendiri.
h)      Hanya minum air kemasan atau air matang atau minuman botolan yang disegel (seperti minuman berkarbonasi atau minuman olahraga). Hindari air keran, air mancur, dan es.
i)        Melakukan praktek cuci tangan yang baik.
j)        Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak tersedia, Anda dapat menggunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol. Cuci tangan terutama sebelum makan, minum, atau menyiapkan makanan dan setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok, batuk atau bersin.

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan kelemahan otot kadang kelumpuhan.
Imunisasi Polio Sesuai dengan namanya, imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio. Imunisasi polio diberikan dengan cara suntikan (Inactived Poliomyelitis Vaccien/IPV) atau melalui mulut (Oral Poliomyelitis Vaccien/OPV). Khusus untuk di Indonesia, imunisasi polio hanya diberikan dengan cara oral. Imunisasi polio diberikan 6 kali; pertama diberikan saat lahir, selanjutnya di usia 2, 4, dan 6 bulan.


















Daftar Pustaka


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, tersedia di Http//:Depkes.go.id




0 comments: