Saturday, 31 October 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TINDAKAN KEKERASAN SEKSUAL



ASUHAN KEPERAWATAN PADA TINDAKAN KEKERASAN SEKSUAL
A.    Pengkajian
a.       Aspek Fisik
b.      Pengkajian perilaku
c.       Aspek psikologis/afektif
d.      Aspek kognitif
e.       Aspek sosial-budaya dan spiritual

B.      Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Pada prinsipnya, intervensi keperawatan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.      Membina hubungan dan rasa percaya.
2.      Menyiapkan untuk tindakan lebih lanjut.
3.      Menyarankan ventilasi tentang tindak kekerasan.
4.      Menggali kebutuhan akan rasa aman secara fisik.
5.      Member bimbingan antisipasi kepada keluarga.
6.      Menyusun rencana tindak lanjut.
7.      Memfasilitasi proses tahapan sindrom trauma tindak kekerasan.
8.      Mengenal perasaan dan sikap perawat sendiri.
DX
Hasil pada perilaku korban
Intervensi
Potensial cedera dan mengalami komplikasi lain















Sindrome trauma tindak kekerasan.














Ansietas .







Potensial koping individu tidak efektif.
Kebutuhan pelayanan kesehatan fisik akan dikaji dan dipenuhi















Rasa percaya akan terbina.















Ansietas menurun .







Keterampilan koping yang efektif akan terlihat.
Memberi asuhan keperawatan fisik untuk menangani cedera dan komplikasi lain

Memastikan terkumpulnya bukti yang diperlukan untuk kepentingan hokum.

Member penjelasan yang singkat dan jelas kepada korban tentang prosedur dan alasan dilakukan

Member petunjuk tertulis yang spesifik tentang tindak lanjut medic dan pengobatan.


Mengadakan pendekatan secara konsisten dan tidak bersikap menkutkan

Janganmengajukan pertanyaan secara rinci tentang kekerasan, tunggu sampai terbina saling percaya.

Berkomunikasi dengan pebuh penerimaan dan tidak bersifat mendakwa melalui komunikasi tidak verbal (nada suara, ekspresi wajah menggunakan sentuhan secara tepat).

Member kesempatan kepada korban untuk berbicara secara bebas tentang kejadian, perasaan yang timbul, arti kejadian tersebut bagi diri korban.


Menyarankan keluarga dan teman korban untuk mengungkapkan perasaan mereka dan membantu mereka mengidentifikasi cara untuk mengembalikan perasaan dan keamanan fisik.

Bersama korban mengidentifiaksi cara untuk mengembalikan perasaan dan keamanan fisik.

Menyusun rencana kelanjutan kesempatan untuk membicarakan kejadian dan perasaan yang menyertai yang timbul setiap saat.

Meberikan bimbingan antisipatif tentang pemeriksaan polisi, dll.









EVALUASI
Evaluasi yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu memantau perkembangan koping dan keberhasilan intervensi yang dilakukan. Melalui proses evaluasi ini, perawat akan dapat menentukan apakah korban memerlukan bentuk terapi lain atau perlu dirujuk pada tenaga professional lainnya. Perbedaan karakteristik kepribadian, keterampilan koping, dukungan sosial, serta bentuk dan intensitas tindak kekerasan akan memeranguhi perkembangan yang terlihat pada korban. Oleh karena itu, ketika melakukan evaluasi, perawat perlu mempertimbangkan keunikan tiap individu.























Daftar Pustaka


Hamid, Achir Yani S. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Keliat, Budi Anna & AkematPawirowiyono. 2014. Keperawatan Jiwa. Ed. 2. Jakarta: EGC

0 comments: