Pasangan Sehidup ‘Semati’ Hindari stress saat kehilangan pasangan
Rasa sedih akibat kehilangan pasangan ternyata sangatmempengaruhi
bukan hanya emosional dan kesehatan mental seseorang, namun juga
kesehatan fisiknya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang
baru saja ditinggal pergi pasangannya (meninggal) memiliki risiko
sebesar dua kali lipat terkena serangan stroke atau jantung dalam satu
bulan pertama.
Duka cita telah lama diketahui menjadi salah satu faktor risiko untuk
kematian. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa kesedihan
memiliki dampak langsung terhadap risiko pembekuan darah, tekanan darah,
kadar hormon stres, dan kontrol detak jantung. Hal tersebut diungkapkan
Sunil Shah, dosen senior di bidang kesehatan publik di St George
University of London di Inggris. Sebuah penelitian di Australia juga
mengatakan bahwa orang yang berkabung karena baru saja kehilangan orang
yang dicintainya diperkirakan memiliki risiko terkena serangan jantung
enam kali lipat lebih besar. Bahkan jika perasaan patah hati itu terlalu
lama dan mendalam, maka bisa berpotensi menyebabkan kematian. Pada saat
mengalami kesedihan mendalam tersebut, tekanan darah akan meningkat,
detak jantung semakin cepat, sistem kekebalan tubuh berubah, dan
gumpalan terbentuk sehingga menyumbat aliran darah yang bisa
menyebabkan serangan jantung.
Risiko terkena serangan jantung akibat kesedihan mendalam dan sakit
hati ini biasanya paling banyak ditemukan pada mereka yang berusia 30
tahun. Diyakini bahwa rasa sedih tersebut menyebabkan berlebihnya
produksi hormon stres saat itu. Selain mengakibatkan masalah pada
jantungnya, orang yang bersedih terlalu dalam bisa kehilangan
akal sehatnya dan menjadi stres. Stres yang timbul biasanya karena
adanya tekanan dalam diri orang tersebut dan rasa takut akan
kesepian. Selain itu, orang yang baru saja ditinggal pasangannya juga
memiliki kecenderungan untuk mengabaikan kesehatan dirinya sendiri,
bahkan menjadi pasrah dan tidak peduli. Ada semacam perasaan menyerah
atau pengabaian diri pada mereka yang berkabung. Untuk mengurangi
kemungkinan terburuk akibat perasaan kehilangan, para ahli menyarankan
pada yang bersangkutan untuk lebih berkokus pada diri sendiri.
Kehilangan pasangan—terutama setelah bertahun-tahun masa
kebersamaan tentu bisa mengguncang seluruh dunia seseorang. Jika orang
yang paling penting dalam hidup Anda tiba-tiba tidak ada, hal itu
pastinya akan membuat Anda akan sangat terguncang. Beberapa hal bisa
dilakukan untuk mengalihkan perasaan sedih sehingga akan mengurangi
tekanan pada jiwa yang kemudian ikut mengurangi produksi hormon stres.
Pergi keluar untuk makan bersama atau nonton bioskop dengan teman dan
kerabat dekat bisa menjadi alternatif pengalihan kesedihan Anda.
Biasanya, dalam kondisi bersedih, orang cenderung malas dan menolak
ajakan aktivitas sosial serta lebih memilih menyendiri tenggelam dalam
kesedihan. Untuk itu, dibutuhkan usaha serta kepedulian berlebih dari
kerabat untuk membantu ‘menyembuhkan luka’ orang yang sedang berkabung.
Mempertahankan hubungan sosial merupakan bagian penting dari proses
penyembuhan. Langkah selanjutnya yang bisa mengurangi risiko kematian
akibat perasaan kehilangan adalah dengan belajar menerima kenyataan.
Memang, tidak mudah untuk melewati tahapan pada saat mengalami patah
hati. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa memulihkan dan meredakan
kepedihan hati yang Anda alami. Terkadang, satu tahun pun tidak cukup
untuk bisa menerima kenyataan pahit tersebut. Namun tidak ada salahnya
Anda belajar untuk bisa menerima kenyataan yang terjadi. Berikan waktu
pada diri Anda untuk menerima kenyataan. Namun, jangan ragu untuk
menemui dokter jika Anda merasa butuh pertolongan medis.
Konsultasikanlah segala keluhan yang terjadi pada fisik Anda. Namun bila
ternyata kondisi fisik Anda makin parah, tentunya Anda membutuhkan
seorang dokter yang dapat membantu memutuskan apakah keadaan emosi anda
cukup parah sehingga memerlukan perawatan seorang psikolog atau
psikiater. Jangan pernah menganggap remeh keluhan sekecil apapun apalagi
menyangkut masalah hati dan kejiwaan Anda.
Selain itu, tetaplah mengkonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga.
Memperhatikan kesehatan Anda akan membuat Anda merasa lebih baik
secara fisik dan mengalihkan pikiran Anda dari rasa sedih yang
mendalam.Terakhir, jangan lupa berdoa. Bangkitlah dari keterpurukan.
Jangan biarkan rasa sedih berlarut membunuh Anda. Pasrahkan segala
kegundahan dan kegelisahan yang Anda rasakan. Doa adalah kekuatan yang
luar biasa. Doa yang tulus mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih
tangguh menerima kenyataan hidup
sumber: http://www.inaheart.or.id





0 comments:
Post a Comment