BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Santrock (2003) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, sosial emosional. Sedangkan menurut Rumini dan Sundari
(2004) remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja adalah masa datangnya
pubertas 11-14 tahun sampai usia sekitar 18 tahun yang
merupakan masa
transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja
maupun orang tuanya. Masa perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat
berhasil di tuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugas berikutnya (Monks, 2003).
Permasalahan yang sering muncul
sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang
berbagai tuntutan psikologi ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak
mampu mengarahkan remaja menuju perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang
tua dan pendidik mengambil sikap yang tidak sejalan dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan
perkembangan diri para remaja tersebut. Dengan demikian di harapkan para orang
tua dan pendidik dapat memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja
menuju pada kepenuhan dirinya (Stice dan Whitenton, 2002).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari remaja?
2.
Apa
saja ciri-ciri pada remaja?Apa saja tahap-tahap pada perkembangan
remaja?
3.
Faktor
– faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
4.
Apa
saja perubahan fisik
dan pisikologis pada masa remaja?
5.
Apa
saja tugas – tugas perkembangan pada masa remaja?
6.
Apa
saja permasalahan pada masa remaja?
7.
Bagaimana
cara mengatasi masalah pada remaja?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari remaja.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri pada remaja.
3.
Untuk
mengetahui tahap-tahap pada perkembangan remaja.
4.
Untuk
mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
5.
Untuk
mengetahui perubahan fisik
dan pisikologis pada masa remaja.
6.
Untuk
mengetahui tugas – tugas perkembangan pada masa remaja.
7.
Untuk
mengetahui permasalahan pada masa remaja.
8.
Untuk
mengetahui cara mengatasi masalah pada remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Remaja
Istilah remaja
berasal dari kata latin yaitu “adolescere”(kata bendanya,adolescentia yang
berarti Remaja)yang berarti tumbu/tumbuh menjadi dewasa.
Istilah
remaja,seperti yang dipergunakan saat ini,mempunyai arti yang sangat luas
mencakup kematangan mental,emosional,sosial dan fisik pandangan ini di
ungkapkan oleh Tiaget.
1. Menurut Rumini dan Sundari (2004), remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
2. Menurut Santrock (2003), masa remaja diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
3. Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan
suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
B.
Ciri-ciri Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai
berikut:
1.
Pemekaran diri sendiri (extension of the self)
Ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau
hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri)
berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah
tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk
bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami
oleh orang yang dicintainya, ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang
menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan (Hurlock,
2002).
2.
Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self
objectivication)
Ditandai dengan kemampuan untuk
mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense
of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik pada
saaat-saat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya
sendiri sebagai orang luar (Hurlock, 2002).
3.
Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of
life)
Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya
dan mengucapkankannya dalam kata-kata. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia
bertingkah laku orang
seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap sikapnya cukup jelas dan tegas (Chaplin,
2004).
C.
Tahap –
tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap
perkembangan remaja menurut
Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
1.
Periode masa pra pubertas usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan masa
peralihan dari akhir masa
kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
a.
Anak
tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
b.
Anak
mulai bersikap kritis
2.
Masa
pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a.
Mulai
cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
b.
Memperhatikan
penampilan
c.
Sikapnya
tidak menentu/plin-plan
d.
Suka
berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
3.
Masa
akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke
masa adolesen. Ciri-cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah mulai matang
tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b. Proses kedewasaan jasmaniah pada
remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4.
Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun merupakan
masa akhir Remaja.
Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a.
Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis
b.
Mulai
menyadari akan realitas
c.
Sikapnya
mulai jelas tentang hidup
d.
Mulai
nampak bakat dan minatnya
D.
Aspek-aspek
Perkembangan Remaja
1.
Perkembangan
fisik
Menurut Papalia dan Olds (2001), yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada
tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh
ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan
otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan fisik otak
sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.
2.
Perkembangan
Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa
remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang
telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan
kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).
3.
Perkembangan
kepribadian dan sosial
Menurut Papalia & Olds (2001) yang dimaksud dengan perkembangan
kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan
emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam
berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa
remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang
penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
E.
Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1.
Faktor
Pribadi
Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa
menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini
adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang
kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau perangsangan dari
lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi (Lester, 2004).
Sehubungan dengan masalah pelajaran
ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup dihadapi juga dapat timbul karena berbagai
hal yang lain seperti berikut ini:
a. Tuntutan dari pihak orang tua
terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki
anak.
b. Tuntutan terhadap anak agar ia bisa
memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang diharapkan orang tua.
c. Tekanan dari orang tua agar anak
mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran
sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan
bakat dan minat.
d. Kekecewaan pada anak karena tidak
berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki dan yang tidak
dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada
penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak
mencintainya lagi.
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan
masalah sekolah, masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi
sumber timbulnya berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku
nakal atau penyalahgunaan obat terlarang (Libert, 2003).
2.
Faktor
Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang
paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan
keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau tidak langsung
terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan (stimulasi)
melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak (Prawirosudirjo,
2003).
3.
Lingkungan
Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan berbagai
ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap munculnya corak
dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga
dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau
serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa
kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada. (Ellis, 2001).
Lingkungan pergaulan anak adalah
sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak bisa
terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal-hal
yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan
adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan sosial
sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang
baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada anak
maupun remaja (Santrock, 2002).
F.
Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja
Perubahan fisik dan psikologis pada
remaja menurut Prawirosudirjo (2003) sebagai
berikut:
1.
Perubahan Fisik
a.
Perubahan
fisik pada wanita remaja antara lain:
1)
Pertumbuhan
fisik lebih menonjol, tinggi dan besar badannya
2)
Kulit
menjadi lebih halus
3)
Buah
dada (payudara) membesar
4)
Timbunan
lemak pada bagian badan tertentu lebih banyak: pinggul, pantat, sekitar dada,
sekitar pinggang tampak kecil atau ramping
5)
Suara
meninggi satu oktaf
6)
Tumbuh
rambut pada bagian tubuh tertentu, sekitar kemaluan dan ketiak
b.
Perubahan fisik pada laki-laki Remaja
1)
Testil membesar
2)
Tumbuh rambut pada bagian tertentu,
kumis, janggut, sekitar dada, ketiak dan sekitar kemaluan.
3)
Suara menurun satu oktaf lebih rendah
nadanya
4)
Mimpi basah
2.
Perubahan
psikologis pada remaja
a.
Perubahan psikologi pada wanita remaja
1)
Pasif
dan menerima
2)
Cenderung
menerima perlindungan
3)
Minatnya
tertuju pada hal yang sifatnya emosional dan kongkrit
4)
Berusaha
mengikuti dan mengenang orang lain
5)
Sifatnya
subyektif
b.
Perubahan psikologi pada laki-laki
remaja
1)
Aktif memberi
2)
Cenderung memberikan perlindungan
3)
Minatnya tertuju pada hal-hal yang
bersifat interaktual abstrak
4)
Berusaha memutuskan sendiri dan ikut
bicara
5)
Sifatnya objektik
G.
Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut Hurlock (Dalam Ali, 2002), tugas-tugas perkembangan
masa remaja,
yaitu:
1.
Mampu menerima keadaan fisiknya
2.
Mampu menerima dan memahami peran seks usia
dewasa
3.
Mampu membina hubungan baik dengan anggota
kelompok yang berlainan jenis
4.
Mencapai kemandirian emosional
5.
Mencapai kemandirian ekonomi
6.
Mengembangkan konsep dan keterampilan
intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat
7.
Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai
orang dewasa dan orang tua
8.
Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial
yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9.
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10.
Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung
jawab kehidupan keluarga
H.
Permasalahan pada Masa Remaja
Permasalahan pada masa remaja menurut Stevenson (2002)
adalah sebagai berikut:
Kebanyakan anak yang dalam masa remaja pasti
menginginkan masa remaja mereka ingin sempurna dan di perhatikan oleh keluarga
terutama pada ayah dan ibu. Tapi bagi sebagian mereka yang masa remajanya ingin
sempurna harus meninggalkan sedih di hati karena harus menghabiskan masa remaja
mereka di jalanan bergabung dengan mereka yang masa remajanya kurang beruntung,
itu semua terjadi karena pertengkaran yang terjadi pada orang tua dan
melibatkan anak – anak mereka yang tidak seharusnya terlibat, karena kalau
orang tua melibatkan masalah mereka kepada anaknya bisa membuat anak tersebut
berpikir yang harusnya belum dia pikirkan dan bisa membuat dia menjadi depresi.
Dalam masa remaja ini kita bisa mengenal yang namanya
cinta biarpun yang di bilang itu cinta monyet,
tapi gara – gara cinta bisa merusak masa remaja kita apa lagi kalau kita semua
sudah mengenal free sex (seks bebas).
Dalam kalangan remaja tidak mungkin tidak tahu yang namanya cinta, tapi inilah
masalah yang sering terjadi di saat kita hanyut dengan cinta. Kita bisa saja
melakukan apa saja untuk sampai – sampai kita bisa melupakan keluarga kita
sendiri.
Lingkungan sangat berperan penting dalam masa remaja karena lingkungan sanga mempengaruhi masa pertumbuhan remaja. Jika lingkungan yang ditempati baik maka berdampak positif terhadap remaja itu dan sebaliknya, Jika lingkungan yang di tempati itu buruk, maka berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Maka dari itu kita harus bisa menentukan mana yang baik dan yang buruk.
|
I.
Cara Mengatasi Masalah Remaja
Cara mengatasi masalah remaja menurut Stevenson (2002)
adalah sebagai berikut:
1. Masalah Keluarga
Dalam permasalahan
remaja orang tua sangat berperan penting terhadap perkembangan psikologi
seorang anak, sehingga orang tua harus lebih memperhatikan perilaku seorang
anak. Jadi, sebagai orang tua kita harus lebih terbuka terhadap
masalah-masalah yang ada pada keluarga, agar tercipta kenyamanan dan
keharmonisan dalam keluarga.
2. Masalah Percintaan
Dalam masalah
percintaan remaja harus mengetahui batasan-batasan dalam berpacaran, agar
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas
(free seks). Oleh sebab itu remaja di harapkan lebih mendekatkan diri
kepada-Nya.
3. Masalah Lingkungan
Dalam masalah
lingkungan, remaja harus bisa membatasi pergaulan dan bisa memilih mana
pergaulan yang positif dan negatif. Karena, lingkungan juga berperan penting
terhadap perubahan perkembangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirosudirjo,
2003, Menginjak Masa Remaja,
Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Ellis,
2001, Studies in the Psychologie of Sex,
Rancom House, New York.
Payne,
2002, Conception of Feminity, Brit.
J.M. Psychologie, New York.
Stevenson, 2002, Psychologie des Jungmadchens, Quella dan Meyer, Heidelburg.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga, Jakarta
|





0 comments:
Post a Comment