Sunday, 2 August 2015

Fracture Cruris



Fracture Cruris 


Pengertian
Fraktur open fraktur cruris sinistra adalah fraktur terbuka tibia-fibula adalah terputusnya hubungan tulang tibia dan fibula. Secara klinis bisa berupa fraktur terbuka bila disertai kerusakan pada jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar dan fraktur tertutup.

Patofisiologi
Kondisi anatomis dari tulang tibia yang terletak di bawah subkutan memberikan dampak terjadinya risiko fraktur terbuka lebih sering dibandingkan tulang panjang lainnya apabila mendapat suatu trauma.
Mekanisme cedera dari fraktur cruris dapat terjadi akibat adanya daya putar atau puntir dapat menyebabkan farktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda. Daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkat yang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulit. Cedera langsung akan menembus atau merobek kulit di atas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebabnya yang paling sering.
Pada kondisi klinik fraktur cruris terbuka diklasifikasikan menurut Gustillo (1990) dengan menyesuaikan derajat kerusakan dari jaringan lunak yang terjadi.

Manifestasi Klinis
Kaji kronologis dari mekanisme trauma pada tungkai bawah. Sering didapatkan adanya keluhan meliputi nyeri pada tungkai bawah, keluhan luka terbuka pada tungkai.
Look. Terlihat adanya luka terbuka pada tungkai bawah dengan deformitas yang jelas. Kaji beberapa luas kerusakan jaringan lunak yang terlibat. Kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan apakah terdapat kerusakan pada arteri yang berisiko akan meningkatkan respon syok hipovolemik. Pada fase awal trauma sering didapatkan adanya serpihan di dalam luka terutama pada trauma kecelakaan lalu lintas darat yang mempunyai indikasi pada risiko tinggi infeksi.
Kaji adanya keluhan nyeri lokal hebat disertai, parestesia, adanya perubahan nadi, perfusi yang tidak baik (akral dingin dan pucat pada sisi lesi), dan CRT >3 detik pada bagian distal kaki yang merupakan respon dari pembengkakan pada bagian proksimal betis di mana hal ini merupakan tanda-tanda penting terjadinya sindrom kompartemen yang harus dihindari perawat. Apabila kondisi ini tidak segera dilakukan intervensi lebih dari 6 jam dalam batas waktu kemampuan jaringan perifer, maka akan terjadi nekrosis jaringan distal.

Pemeriksaan Diasnostik
Pemeriksaan foto polos akan didapatkan adanya garis patah pada tulang tibia dan fibula.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan fraktur cruris terbuka secara umum tanpa melihat daerah patah tulang yaitu sebagai berikut.
1.      Profilaksis antibiotik
2.      Debridemen dan fasiotomi. Pada kondisi akut dengan pembengkakan hebat dilakukan fasiotomi untuk menghindari sindrom kompartemen
3.      Stabilisasi. Dilakukan pemansangan fiksasi interna atau fiksasi eksterna
4.      Penundaan penutupan
5.      Penundaan rehabilitasi
Antibiotik dimulai dengan segera. Dilakukan debridemen pada luka dan luka dibersihkan seluruhnya. Cedera tingkat I Gustilo dapat ditutup dengan sangat baik dan kemudian diterapi seperti pada cedera tertutup. Luka yang lebih berat dibiarkan terbuka dan diperiksa setelah 3 hari. Jika perlu, selanjutnya dilakukan debredemen.
Intervensi pada pasien fraktur tertutup secara ringkas, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Prioritas yang pertama adalah menilai tingkat kerusakan jaringan lunak. Keskipun fraktur itu tertutup, frajtur berat dengan kontusio jaringan lunak yang luas dapat membutuhkan fiksasi lur dini dan peninggian tungkai. Bila ada ancaman sindrom kompartemen, fisiotomi perlu segera dilakukan.
2.      Pemasangan gips serkuler
3.      Terapi bedah dengan pemasangan fiksasi interna
4.      Terapi bedah dengan pemasangan fiksasi eksterna

0 comments: