Fracture Cruris
Pengertian
Fraktur
open fraktur cruris sinistra adalah fraktur terbuka tibia-fibula adalah terputusnya hubungan tulang tibia dan fibula. Secara klinis bisa berupa
fraktur terbuka bila disertai kerusakan pada jaringan lunak (otot, kulit,
jaringan saraf, pembuluh darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan
antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar dan fraktur tertutup.
Patofisiologi
Kondisi anatomis dari tulang
tibia yang terletak di bawah subkutan memberikan dampak terjadinya risiko
fraktur terbuka lebih sering dibandingkan tulang panjang lainnya apabila
mendapat suatu trauma.
Mekanisme cedera dari fraktur
cruris dapat terjadi akibat adanya daya putar atau puntir dapat menyebabkan
farktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda. Daya angulasi
menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkat yang
sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus
kulit. Cedera langsung akan menembus atau merobek kulit di atas fraktur.
Kecelakaan sepeda motor adalah penyebabnya yang paling sering.
Pada kondisi klinik fraktur
cruris terbuka diklasifikasikan menurut Gustillo (1990) dengan menyesuaikan
derajat kerusakan dari jaringan lunak yang terjadi.
Manifestasi Klinis
Kaji kronologis dari mekanisme trauma pada tungkai
bawah. Sering didapatkan adanya keluhan meliputi nyeri pada tungkai bawah,
keluhan luka terbuka pada tungkai.
Look. Terlihat adanya luka terbuka pada tungkai
bawah dengan deformitas yang jelas. Kaji beberapa luas kerusakan jaringan lunak
yang terlibat. Kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan
apakah terdapat kerusakan pada arteri yang berisiko akan meningkatkan respon
syok hipovolemik. Pada fase awal trauma sering didapatkan adanya serpihan di
dalam luka terutama pada trauma kecelakaan lalu lintas darat yang mempunyai
indikasi pada risiko tinggi infeksi.
Kaji adanya keluhan nyeri lokal hebat disertai,
parestesia, adanya perubahan nadi, perfusi yang tidak baik (akral dingin dan
pucat pada sisi lesi), dan CRT >3 detik pada bagian distal kaki yang
merupakan respon dari pembengkakan pada bagian proksimal betis di mana hal ini
merupakan tanda-tanda penting terjadinya sindrom kompartemen yang harus
dihindari perawat. Apabila kondisi ini tidak segera dilakukan intervensi lebih
dari 6 jam dalam batas waktu kemampuan jaringan perifer, maka akan terjadi
nekrosis jaringan distal.
Pemeriksaan Diasnostik
Pemeriksaan foto polos akan didapatkan adanya
garis patah pada tulang tibia dan fibula.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan fraktur cruris
terbuka secara umum tanpa melihat daerah patah tulang yaitu sebagai berikut.
1. Profilaksis antibiotik
2. Debridemen dan fasiotomi. Pada kondisi
akut dengan pembengkakan hebat dilakukan fasiotomi untuk menghindari sindrom
kompartemen
3. Stabilisasi. Dilakukan pemansangan fiksasi
interna atau fiksasi eksterna
4. Penundaan penutupan
5. Penundaan rehabilitasi
Antibiotik dimulai dengan
segera. Dilakukan debridemen pada luka dan luka dibersihkan seluruhnya. Cedera
tingkat I Gustilo dapat ditutup dengan sangat baik dan kemudian diterapi
seperti pada cedera tertutup. Luka yang lebih berat dibiarkan terbuka dan
diperiksa setelah 3 hari. Jika perlu, selanjutnya dilakukan debredemen.
Intervensi pada pasien fraktur
tertutup secara ringkas, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Prioritas yang pertama adalah menilai
tingkat kerusakan jaringan lunak. Keskipun fraktur itu tertutup, frajtur berat
dengan kontusio jaringan lunak yang luas dapat membutuhkan fiksasi lur dini dan
peninggian tungkai. Bila ada ancaman sindrom kompartemen, fisiotomi perlu
segera dilakukan.
2. Pemasangan gips serkuler
3. Terapi bedah dengan pemasangan fiksasi
interna
4. Terapi bedah dengan pemasangan fiksasi
eksterna





0 comments:
Post a Comment