Makalah Penyediaan Air Bersih
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan
zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar ¾ bagian tubuh
kita terdiri atas air, tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4–5
hari tanpa air minum. Selain itu, air dipergunakan untuk memasak, mencuci,
mandi, dan mebersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan
untuk keperluan industry, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat
juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat
menimbulkan wabah penyakit di mana-mana.
Ditinjau dari
ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap
individu per hari berkisar antara 150–200 liter/35–40 galon. Kebutuhan air
tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan
kebiasaan masyarakat. Berdasarka analisis WHO pada Negara-negara maju, setiap
orang memerlukan air antara 60–120 liter per hari, sedangkan pada Negara
berkembang tiap orang memerlukan air antara 30–60 liter per hari.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa sumber-sumber air bersih ?
2.
Bagaiamana cara pengolahan air minum ?
3.
Pengolahan air ditinjau dari segi
konsumen ?
4.
Apa saja sumber-sumber air bersih dan
aman ?
5.
Bagaimana siklus hidrologi ?
6.
Apa saja syarat-syarat air yang sehat ?
7.
Apa itu kesadahan air ?
8.
Apa itu purifikasi air ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sumber Air
Air yang berada
di permukaan bumi dapat berasal sari berbagai sumber. Berdasarkan letak
sumbernya, air dapat dibagi menajdi air hujan, air permukaan, dan air tanah.
1.
Air Hujan (Angkasa)
Air hujan atau
air angkasa merupakan sumber utama air bumi. Air ini dapat dijadikan sebagai
sumber air minum, tetapi air ini tidak mengandung kalsium, sehingga perlu untuk
dilakukan penambahan kalsium. Walau saat presipitasi merupakan air yang paling
bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaram ketika berada di atsmosfer.
Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel
debu, mikroorganisme, dan gas (karbondioksida, nitrogen, dan ammonia).
2.
Air permukaan
Air permukaan
yang meliputi: badan-badan air semaca sungai, danau, telaga, waduk, rawa,
terjun, dan sumur permukaan. Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh
ke permuakaan bumi. Oleh karena keadaan terbuka, maka air permukaan mudah
terkena pengaruh pencemaran, baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
3.
Air tanah (Ground Water)
Air tanah
berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami per
lokasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah bawah tanah, sehingga membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih
murni dibandingkan proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam
perjalanannya ke air permukaan.
B. Cara Pengolahan Air Minum
Berikut ini
adalah beberapa cara yang dapat dilakukan sebelum air dikonsumsi untuk
keperluan minum.
1.
Pengelolaan secara sederhana
Biasanya
dilakukan penyimpanan (Storage) dari
berbagai macam sumber seperti air hujan, air danau, air sungai, sumur, dan
sebagainya. Dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya,
kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air, sampa
akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel
yang ada di dalam air mengendap.
2.
Pengelolaan air dengan cara menyaring
Model
ini dapat dilakukan dengan menggunakan kerikil, ijuk, dan pasir. Sedangkan model
penyaringan yang lebih maju dilakukan dengan teknologi tinggi seperti pada
Perusahaan Air Minum (PAM).
3.
Pengelolaan air dengan menambahkan zat
kimia
Zat
kimia yang dimaskud adalah berupa: (a) zat kimia yang berfungsi sebagai
koagulan, sehingga mempercepat pengendapan (tawas); (b) zat kimia yang
berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang ada did ala air (klor).
4.
Pengelolaan air dengan mengalirkan udara
Pengelolaan
ini bertujuan untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan
gas-gas yang tidak diperlukan lagi seperti CO2, dan juga menaikkan
derajat keasaman air.
5.
Pengelolaan air dengan cara dipaksakan
Pengelolaan
cara ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air, tetapi
cara ini mebutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit serta hanya cocok untuk
konsumsi dalam batas kecil (rumah tangga).
C. Pengelolaan Air Ditinjau dari Segi
Konsumen
Ada tiga sumber yang dapat
dilakukan pengelolaan.
1.
Air hujan
Air
hujan dapat ditampung di dalam tempat khusus (danau buatan/telaga), yang dibangun
berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan pada
danau tersebut melalui saluran yang telah dibuat, selanjutnya dibuat sumur gali
atau sumur pompa secara umum. Upayakan bahwa air yang dialirkan melalui saluran
ini terbebas dari pencemaran.
2.
Air sungai
Air
sungai dialirkan ke dalam bak penampung I, melalui saringan kasar yang dapat
memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penmpung I tadi diberi
saringan yan terdiri atas ijuk, pasir, kerikil, dan sebagainya. Kemudian air
dialirkan ke bak penmpung II, di sini dibubuhkan tawas dan chlor. Selanjutnya
air dialirkan ke penduduk atau diambil secara langsung. Agar bebas dari bakteri
sebelum air diminum harus direbus terlebih dahulu.
3.
Mata air
Mata
air yang ada pada tiap-tiap daerah (desa) perlu dilakukan pengelolaan untuk
melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh berbagai macam
kotoran, baik industry maupun sampah domestic (rumah tangga). Air dapat
dialirkan ke rumah-rumahpenduduk melalui pipa-pipa yang telah dibuat atau dapat
juga langsung dengan mengambil ke sumber mata air tersebut.
D. Pengelolaan Air untuk Rumah Tangga
1.
Air sumur
Air
sumur telah cukup memenuhi persyaratan kesehatan, khususnya air sumur pompa.
Namu, setiap daerah belum tentu memiliki air sumur pompa, selain membutuhkan
biaya yang cukup tinggi karena menggunakan masin pompa, air sumur pompa juga
membutuhkan tenaga listrik.
2.
Air hujan
Kebutuhan
rumah tangga akan air dapat dilakukan dengan cara menampung air
sebanyak-banyaknya pada musim hujan. Tiap keluarga dapat melakukan cara
peampungan seperti ini, tetapi hal ini hanya bisa dilakukan saat musim
penghujan, keluarga tidak dapat melakukan cara ini saat musim kemarau.
E. Sumber Musim Kemarau
Air yang
diperlukan bagi konsumen manusia harus berasal dari sumber air yang bersih dan
aman. Berikut ini adalah batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman.
1.
Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit
penyakit
2.
Bebas dari substansi kimia yang
berbahaya dan beracun.
3.
Tidak berasa dan tidak berbau
4.
Dapat dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan domestik/rumah tangga.
5.
Memenuhi standar minimal yang ditemukan
WHO atau departemen Kesehatan RI.
Air
dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia
yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri.
F. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi
merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri merupakan suatu ilmu yang
mempelajari siklus air pada semua tahapan yang dilaluinya. Mulai dari proses
evaporasi, kondensasi, uap air, presipitasi, penyebaran air permukaan bumi,
penyerapan air ke dalam tanah, sampai berlangsung proses daur ulang. Secara
umum pergerakan air terdiri atas berbagai peristiwa.
1.
Penguapan air (evaporasi).
2.
Pembentukan awan (kondensasi).
3.
Peristiwa jatuhnya air ke bumi/hujan
(presipitasi).
4.
Aliran air pada permukaan bumi dan di
dalam tanah.
G. Syarat Air yang Sehat
1.
Kekeruhan
Kekeruhan
yang tinggi akan melindungi mikroorganisme dari pengaruh desinfeksi, mendorong
pertumbuhan bakteri, dan menaikkan kebutuhan klor. Agar pada semua proses
desenfeksi memperoleh hasil yang efektif, maka kekeruhan air harus selalu
rendah.
2.
Warna
Warna
dalam air minum mungkin disebabkan karena adanya bahan organic berwarna seperti
bahan organic yang membusuk, logam (besi dan mangan), atau air buangan industri
yang berwarna kuat. Pengalman menunjukkan bahwa konsumen akan mencari summer
air lain yang mungkin tidak aman bilamana sumber air yang disediakan tidak
estetik karena warnanya. Oleh karena itu, sebaiknya air bersih tidak berwarna.
3.
Rasa dan bau
Bau
air kebanyakan disebabkan oleh adanya bahan organic dalam air. Beberapa bau
bisa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas bakteri dan yang lain bisa
disebabkan oelh pengotoran industri. Inspeksi sanitasi harus selalu melakukan
terhadap kemungkinan sumber bau. Harus ada selalu ada usaha mencoba
menghilangkan masalah bau. Persepsi ganda yang sering diungkapkan terhadap
unsur penyebab rasa dan unsur yang bisa menyebabkan bau biasanya disebut
“rasa”. Masalah pad air bersih merupakan protes yang paling banyak dilontarkan
oleh konsumen. Umunya unsur yang spesifik dijumpai adalah bahan organic seperti
kalsium, copper, besi, dan seng.
Perubahan rasa secra normal dalam penyediaan air bersih bisa memberikan suatu
tanda adanya perubahan kualitas sumber air baku atau adanya kekeliruan dalam
proses pengolahan air. Berikut ini adalah syarat-sayarat yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan air:
a.
Syarat fisik. Air tersebut bening (tak
berwarna), tidak berasa, dan suhu berada dibawah suhu di luarnya.
b.
Syarat bakteriologi. Air untuk minum
harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri pathogen. Untuk mengetahuinya
dengan memeriksa melalui sampel air, jika dari hasil pemeriksaan 100 cc air
terdapat < 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
c.
Syarat kimia. Air minum harus mengandung
zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu. Kekurangan atau kelebihan salah satu
zat kimia dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Bahan-bahan kimia yang sesuai (ideal) terdapat dalam air adalah sebagai berikut:
|
No
|
Jenis
Bahan
|
Kadar
yang diperbolehkan
(mg/liter)
|
|
1
|
Fluour
(F)
|
1
– 1,5
|
|
2
|
Klor/Chlor
(Cl)
|
250
|
|
3
|
Arsen
(As)
|
0,05
|
|
4
|
Tembaga
(Cu)
|
1,0
|
|
5
|
Besi
(Fe)
|
0,3
|
|
6
|
Zat
Organik
|
10
|
|
7
|
Ph
(keasaman)
|
65-9,0
|
|
8
|
CO2
|
0
|
H. Kesadahan Air
Sifat kesadahan
sering kali ditemukan pada air yang menjadi sumber baku air bersih yang berasal
dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung deposit garam mineral dan
kapur. Air semacam ini memerlukan penanganan khusus, sehingga biaya perifikasi
menjadi tinggi. Kesadahan pada air ini dapat terjadi karena air mengandung:
1.
Ersenyawaan dari kalsium dan magnesium
dengan bikarbonat;
2.
Persenyawaan dari kalsium dan magnesium
dengan sulfat, nitrat, dan korida;
3.
Garam-garam besi, zink, dan silia.
Kesadaran
pad air dapat berlangsung sementara (temporar) maupun menetap (permanen)
1.
Kesadahan air yang bersifat sementara
disebabkan oleh adanya persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan
bikarbonat.
2.
Kesadahan air yang bersifat permanen
terjadi bila terdapat persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat,
nitrat, dan klorida.
Kesadahan
pada air dapat dihilangkan. Berikut ini adalah metode yang dapat digunakan
untuk menghilangkan kesadahan.
1.
Pemasakan
Pemasakan
air dapat menyebabkan terlepas atau dikeluarkannya karbondioksida dari dalam
air dan terbentuk endpan CaCO3 yang tidak terlarut.
2.
Penambahan kapur (metode Clark)
Penambahan
kapur pada air yang sifat kesadahannya sementara dapat mengabsorpsi
karbondioksida dan mengendapkan CaCO3 yang tidak terlarut. Caranya,
kapur (quick lime) seberat 1 ons
dimasukkan ke dalam setiap 700 galon air untuk setiap derajat kesadahan air
3.
Penambahan natrium karbonat
Penambahan
natrium karbonat dapat menghilangkan kesadahan sementara atau menetap.
4.
Proses pertukaran basa
Dalam
melakukan pelunakan terhadap persediaan air ukuran besar, digunakan proses
permunit. Natrium permunit merupakan persenyawaan kompleks natrium, aluminium,
dan silika. Pada proses permunit akan terjadi pertukaran kation natrium dengan
ion kalsium dan magnesium di dalam air. Semua ion Ca2 dan Mg2+
akan dilepas melalui reaksi pertukaran basa dan natrium permitit yang pada
akhirnya akan menjadi kalsium dan magnesium permutit. Dengan demikian, air
dapat dilunakkan sampai tingkat kesadahan nol.
I. Purifikasi Air
Purifikasi air
merupakan salah satu cara untuk menjernihkan atau memurnikan sumber air baku
guna mendapatkan air bersih. Proses ini dapat dilakukan dalam skala besar
maupun skala kecil, disesuaikan dengan kebutuhan.
a.
Purifikasi
Air Skala Besar
Purifikasi dalam
skala besar dilakukan di daerah perkotaan. Proses semacam ini biasa dilakukan
di instalasi penjernihan air bersih (PDAM) melalui tiga tahapan.
1.
Penyimpanan (Storage)
Air
baku di alirkan dari sumber ke dalam bak penampungan alami atau buatan yang
sudah dilindungi dari pencemaran. Air yang disimpan dalam wadah penampungan
tersebut akan mengalami proses purifikasi secara alami.
a.
Proses fisik. Setelah melalui proses
ini, kualitas air sudah dapat diperbaiki sampai sekitar 90%. Benda-benda yang
terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24 jam dan akan bertambah jernih.
b.
Proses kimia. Selama masa penampungan
juga berlangsung proses kimiawi. Dalam proses ini, bakteri aerobic akan
mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air dengan bantuan
oksigen bebas.
c.
Proses biologis. Organisme pathogen
berangsur-angsur akan mati. Keadaan semacam ini dapat terlihat jika air
disimpan selama 5 – 7 hari. Dalam kondisi tersebut, jumlah bakteri di dalam air
akan berkurang sampai 90%.
Batas waktu yang optimum untuk
penampungan berkisar antara 10 -14 hari.
2.
Penyaringan (Filtration)
Proses
ini dapat mengurangi jumlah bakteri sampai 98 – 99% pada dalam air hasil
penyaringan. Proses filtrasi dapat dilakukan melalui slow send filter (filter biologis), dipakai untuk proses purifikasi
air dalam skala kecil dan rapid send
filter (filter mekanis), dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala
besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan penduduk di kota besar.
3.
Klorinasi (Chorination)
Klorinasi
adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses
filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin
ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara yang sedang berkembang karena sebagai desinfektan,
biayanya relative lebih murah, mudah, dan efektif. Adapun keunggulan kegunaan
klorin di anataranya memiliki sifat bakterisidial dan germisidal, dapat
mengoksidasi zat besi, mangan dan hydrogen sulfide, serta dapat menghilangkan
baud an rasa yang tidak enak pada air.
b.
Purifikasi
Air Skala Kecil
Purifikasi
air di rumah. Ada tiga metode yang ketiganya dapat digunakan secara sendiri
atau kombinasi sebagai berikut: (1) pemasakan; (2) desinfektan kimia dengan
bubuk pemutih (kaporit), larutan klorin, iodine, dan kalsium permanganat; (3)
filtrasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Air merupakan zat yang paling
penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar ¾ bagian tubuh kita terdiri atas
air, tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4–5 hari tanpa air
minum. Selain itu, air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan
mebersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah.
Sumber air berdasarkan letaknya ada
tida yaitu air hujan, air permukaan, dan air tanah. Syarat ait yang sehat air
tersebut tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa dan berbau.
Pengolahan air minum dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebelum air tersebut diminum: (1) pengolahan
secara sederhana; (2) pengelolaan air dengan cara penyaringan (3) pengelolaan
air dengan menambahkan zat kimia; (4) pengelolaan air dengan mengalirkan udara;
(5) pengelolaan air dengan derahat keasaman air.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak,
Wahid Iqbal & Nurul Chayatin. 2009. Ilmu
Kesehatan Masyarakat: teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika





0 comments:
Post a Comment