10
Mitos Kehamilan Terkait Makanan
Banyak
sekali mitos-mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat. Kali ini,
kita akan membahas mitos-mitos seputar kehamilan yang berkaitan dengan asupan
makanan Ibu Hamil.
Kehamilan adalah keajaiban Tuhan. Sang Pencipta menyapa
kita lewat proses kehamilan dan perkembangan janin yang sangat rumit dan
mencengangkan.
Berita kehamilan pastinya membawa kemeriahan tersendiri dalam keluarga.
Namun, seringkali, seiring antusiasme keluarga dan orang terdekat terhadap
kehamilan, berkembanglah mitos-mitos
seputar kehamilan.
Banyak sekali mitos-mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat.
Kali ini, kita akan membahas mitos-mitos seputar kehamilan yang berkaitan
dengan asupan makanan Ibu Hamil.
Pasalnya, justru lebih banyak pendapat yang menyesatkan dan mitos salah
yang berlawanan dengan fakta kesehatan ibu hamil dan makanannya.
Apa saja mitos makanan selama kehamilan yang sering beredar?
Mitos 1: Makan yang Banyak Selagi Hamil Karena Untuk
2 Orang
Ini
merupakan mitos yang menjebak. Ibu hamil memang perlu memperhatikan asupan
makanannya, namun tidak boleh berlebihan.
Asupan makanan dan berat
badan Ibu dan janin tetap harus dikontrol agar bayi tidak terlalu kecil atau
terlalu besar.
Peningkatan berat badan
ibu hamil dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) normal berkisar antara 12-15 kg, sedangkan bagi
mereka dengan IMT lebih atau obesitas disarankan hanya 6-12 kg.
Peningkatan berat badan
di trimester
pertamaumumnya antara 1-2,5 kg atau mungkin saja tidak naik berat badan.
Pada trimester kedua, berat badan akan meningkat sebanyak 0,5 kg/minggu.
Mitos 2: Makan Kacang Saat Hamil Akan Membuat Anak
Alergi
Kacang
tanah sendiri merupakan sumber protein nabati, lemak dan juga beberapa vitamin
dan mineral. Bila dikonsumsi selama kehamilan tidak menyebabkan masalah,
asalkan Ibu masih mengkonsumsi makanan lain untuk menyeimbangkan kebutuhan
nutrisi.
Alergi merupakan kondisi kesehatan yang diturunkan dari informasi genetik orangtua, termasuk alergi kacang tanah. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga maka kecil kemungkinan anak untuk memiliki alergi. Namun jika terdapat riwayat alergi dalam keluarga, maka untuk menghindari alergi maka sebaiknya konsumsi makanan yang memicu alergi baru diperkenalkan pada usia tertentu pada saat bayi lahir. Pada masa kehamilan sendiri, konsumsi makanan tertentu tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya alergi pada bayi.
Mitos 3: Banyak Makan Sambal Menyebabkan Bayi BotakAlergi merupakan kondisi kesehatan yang diturunkan dari informasi genetik orangtua, termasuk alergi kacang tanah. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga maka kecil kemungkinan anak untuk memiliki alergi. Namun jika terdapat riwayat alergi dalam keluarga, maka untuk menghindari alergi maka sebaiknya konsumsi makanan yang memicu alergi baru diperkenalkan pada usia tertentu pada saat bayi lahir. Pada masa kehamilan sendiri, konsumsi makanan tertentu tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya alergi pada bayi.
Lebat
tidaknya rambut bayi bergantung dari lebat tidaknya rambut
orangtua. Informasi genetik orangtua akan bergabung dan menurun pada anak.
Cabai dan rambut bayi
tidak berkaitan.
Namun, Ibu hamil memang
tidak disarankan untuk makan cabai/sambal terlalu banyak karena dapat
menyebabkan iritasi saluran cerna dan menyebabkan terjadinya diare.
Dimana kondisi diare
pada masa kehamilan akan membuat kesulitan baru bagi ibu hamil, dimana jika
kondisi diare berlanjut akan semakin mudah mencetuskan kondisi ibu hamil
mengalami wasir.
Mitos 4: Makan Jeruk Sebabkan Bayi Kuning
Dua
sampai tiga hari lahir jika fungsi hati bayi Anda masih belum sempurna dan
produksi bilirubin meningkat, bayi dapat mengalami kuning.
Hal ini wajar terjadi.
Hal ini tidak disebabkan karena konsumsi jeruk yang berlebihan.
Jeruk sebagai sumber
serat dan vitamin C justru baik dikonsumsi Ibu hamil karena dapat membantu
mengurangi keluhan konstipasi pada trimester ketiga.
Ibu perlu waspada jika
kuning terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir. Hal ini tidak normal dan
memerlukan perhatian medis segera dari dokter
Mitos 5: Makan Nanas Sebabkan Keguguran
Nanas
dianggap dapat menyebabkan keguguran dalam kehamilan.
Namun, sama seperti buah
jeruk, nanas merupakan sumber serat dan vitamin C yang penting untuk menjaga
daya tahan tubuh Ibu hamil serta membantu memperlancar buang air besar selama
kehamilan.
Jadi kesimpulannya;
konsumsi nanas selama kehamilan tidak memicu terjadinya keguguran dalam
kehamilan.
Mitos 6: Minum Susu Bayi Jadi Putih, Minum Kopi Bayi
Jadi HitamMinum air susu kedelai membuat kulit bayi menjadi putih, minum minuman gelap membuat kulit bayi hitam, hal ini sama sekali tidak benar.
Warna kulit bayi
bergantung dari warna kulit orang tuanya. Hal ini bergantung pada
informasi genetik dari kedua orangtua.
Minuman yang berwarna
putih atau gelap yang dikonsumsi selama kehamilan tidak akan mempengaruhi warna
kulit bayi.
Jadi kesimpulannya
hindari menerjemahkan 'Anda adalah apa yang Anda makan' secara harfiah.
Mitos 7: Minum Es Sebabkan Bayi Besar
Seperti
telah dijelaskan di atas, besar kecilnya bayi sangat bergantung dari asupan
makanan Ibu.
Minum es tidak secara
langsung menyebabkan bayi Anda besar.
Namun, jika Ibu sering
mengkonsumsi minuman manis berkalori tinggi dengan es yang mengakibatkan
kenaikan berat badan berlebihan selama masa kehamilan maka dapat menyebabkan
bayi Ibu besar saat lahir.
Dimana hal ini
berpengaruh dari proses pertambahan berat badan ibu hamil dan janin selama
kehamilan.
Mitos 8: Minum Kopi Sebabkan Tanda Lahir Pada Bayi
Tanda
lahir berwarna kecokklatan pada bayi seringkali dikaitkan dengan konsumsi
kopi saat kehamilan. Hal ini sebenarnya tidak ada hubungannya.
Tanda lahir berwarna
kecoklatan yang dalam dunia medis sering disebut Cafe Au Lait ini
kemunculannya lebih terkait dengan pengaruh genetik ras tertentu.
Jadi, minum kopi tidak
ada hubungannya dengan tanda lahir ataupun munculnya tompel pada anak Anda.
Mitos 9: Minum Air Kelapa Hijau Dapat Membuat Rambut
Anak Menjadi Lebat
Lebat
tidaknya rambut bayi bergantung dari lebat tidaknya rambut orang tua. Informasi
genetik orang tua akan bergabung dan menurun pada anak.
Mengkonsumsi air kelapa
sebenarnya baik karena dapat membantu mengatasi kekurangan cairan dan
elektrolit yang terjadi ketika ibu mual dan muntah selama trimester
pertama.
Namun, konsumsi air
kelapa hijau tidak berhubungan dengan lebat tidaknya rambut anak.
Mitos 10: Suka Manis = Anak Perempuan, Suka Asam =
Anak Laki-lakiJenis kelamin seorang anak biasanya baru dapat mulai diketahui lewat pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia 20 minggu. Kecenderungan Ibu yang ngidam makanan manis atau makanan asam tidak menjadi pertanda jenis kelamin anak.
Perhatikan asupan Ibu
agar tetap seimbang gizi dan cukup kalori. Ketimbang mengkhawatirkan
mitos-mitos tertentu, Ibu sebaiknya memperhatikan makanan-makanan yang wajib dihindari
agar Ibu dan bayi sehat mulai dari kehamilan hingga persalinan.
Sumber: klikdokter.com






0 comments:
Post a Comment